Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Bambu Ramah Lingkungan

Kompas.com - 07/06/2010, 11:36 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Bambu mulai dilirik sebagai bahan bangunan dalam desain rumah modern. Penggunaan bambu sebagai pengganti kayu ini dinilai sebagai upaya membangun rumah yang lebih ramah lingkungan.

Hal ini terlihat dalam kompetisi desain rumah ramah lingkungan "Eco- House Design Competition" yang diselenggarakan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Yogyakarta, Sabtu (5/6). Sebagian besar peserta kompetisi yang berjumlah 48 kelompok dari belasan universitas di Jawa itu telah menggunakan bambu sebagai salah satu komponen utama pembangunan rumah.

Salah satu desain finalis "Breathing House" karya Ajieart UGM, misalnya, menggunakan bambu sebagai penghias maupun bahan bangunan. Finalis lainnya, "Rumah Ramah", karya kelompok Esbent Studio dari Universitas Negeri Sebelas Maret Solo menggunakan batang- batang bambu sebagai dinding dan sekat ruangan.

Ketua Konseptor Eco-House Design Competition Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan UGM Ryan Pratama Mahaputra (21) mengatakan, pemanfaatan bambu bisa meredam laju penebangan pohon yang saat ini marak terjadi. "Kayu sudah mulai langka. Laju pemanfaatan kayu jauh lebih cepat daripada proses penghijauan sehingga kayu bisa dikategorikan sebagai sumber daya alam tidak terbarukan. Sebaliknya bambu masih banyak dibudidayakan masyarakat dengan masa panen relatif lebih cepat," katanya.

Estetika

Anggota Esbent Studio dari Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS, Firman Anjasmoro (19), mengatakan, bambu dipilih sebagai bahan bangunan karena murah, mudah diperoleh, tahan lama, serta mempunyai sisi estetika tinggi. Selama ini masih ada anggapan bambu merupakan bahan bangunan kelas dua di bawah kayu maupun tembok.

"Padahal, dengan desain yang baik, bambu justru memberi sentuhan estetis pada rumah sehingga memberi nilai lebih," katanya. Dengan teknik pengawetan khusus, bambu bisa bertahan hingga 75 tahun dalam ruangan dan 15 tahun di luar ruangan. Pengawetan bambu cukup mudah, yaitu dengan pengeringan dan pencelupan pada cairan kimia pengawet.

Dalam kompetisi yang baru digelar pertama kali ini, desain rumah "Green Efficient" karya Kelompok FIRE 08 dari Universitas Parahyangan Bandung berhasil meraih juara pertama, diikuti "Breathing House" karya Ajieart dari UGM di tempat kedua, dan "Rumah Ramah" karya Esbent Studio dari UNS di tempat ketiga. (IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com