Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengidentifikasi Umur Keramik

Kompas.com - 20/05/2010, 08:53 WIB

OLEH YURNALDI

KOMPAS.com — Berbagai laporan dan dokumentasi kuno menyebutkan, di perairan Indonesia terdapat puluhan ribu kapal tenggelam. Kapal-kapal karam beserta muatan berharganya, dari abad ke-4 sampai dengan Perang Dunia II, tentu menjadi peninggalan budaya bawah air yang menarik dikaji.

Selain menarik dikaji, kapal tenggelam beserta muatannya telah menjadi komoditas ekonomis dengan nilai jual tinggi. Buktinya, hasil pengangkatan kapal tenggelam di Laut Jawa, sekitar 12 mil perairan utara Cirebon, Jawa Barat, nilai jualnya ditaksir minimal Rp 720 miliar.

Sebelum ada pengangkatan yang telah memperoleh izin dari pemerintah itu, pengangkatan ilegal dari dulu sampai sekarang masih terus berlangsung. "Kini, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan terhadap pengangkatan benda cagar budaya (BCB) di daerah Blanakan, Kabupaten Subang, yang diduga (kembali) melibatkan seorang arkeolog maritim Berger Michael Hatcher," kata Direktur Peninggalan Bawar Air, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Surya Helmi.

Kasus-kasus sebelumnya, Berger Michael Hatcher berhasil melelang tinggalan arkeologi dasar laut Indonesia secara ilegal. Warga negara Australia kelahiran Inggris tahun 1940 itu menjadi miliarder setelah menemukan 225 batang emas dan 160.000 buah keramik di perairan Riau. Hasil jarahannya itu dilelang di Balai Lelang Christie, Amsterdam, tahun 1986 senilai 16 juta dollar AS.

Kasus-kasus pencurian BCB dasar laut ini tidak saja menyebabkan rusaknya situs karena tak mengindahkan nilai kultural, tetapi Indonesia juga akan kehilangan informasi yang penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan karakter bangsa dan sejarah perjuangan bangsa.

Muatan keramik

Dari kapal-kapal tenggelam, hampir selalu keramik ditemukan dalam jumlah relatif besar. Bambang Budi Utomo dari Puslitbang Arkenas yang menjadi editor buku Kapal Karam Abad ke-10 di Laut Jawa Utara Cirebon mengatakan, kapal tenggelam yang artefaknya telah diangkat berasal dari kapal niaga, barang dagangannya sebagian besar, bahkan hampir 90 persen berupa keramik. Selebihnya adalah tembikar dan barang-barang kaca.

Pihak perusahaan pengangkat artefak dasar laut di laut Jawa utara Cirebon melaporkan, benda yang diangkat berjumlah 541.341 buah, terdiri dari 519.942 buah benda keramik dan 21.399 buah benda-benda dari berbagai bahan, seperti kayu, kaca, logam, dan lain-lain.

Dari 256.943 buah keramik yang bernilai ekonomis, sebanyak 221.124 buah adalah porselin dan bahan batuan, sementara sebanyak 35.819 buah adalah terbikar. Dari jumlah ratusan ribu buah keramik itu, setidaknya terdapat sembilan bentuk wadah, yaitu mangkuk, piring, cepuk, pasu, teko, guci, buli-buli, pedupaan, dan tempat tinta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com