Target lain yang akan dicapai Kementerian Riset dan Teknologi dalam proyek percontohan di Banyumas adalah meningkatkan efisiensi proses produksi pembuatan tahu dengan menurunkan penggunaan bahan baku energi.
Melalui modifikasi tungku yang dibuat dari logam, penggunaan bahan bakar kayu dapat ditekan hingga 50 persen, sedangkan tingkat pemanfaatan kalorinya dapat dinaikkan hingga setengah.
Dengan keberhasilan uji coba IPAL, baik Marjoko maupun Eddy mengharapkan, proyek percontohan ini dapat menjadi model atau bisa direplikasi di semua kluster industri tahu di Banyumas dan daerah lainnya.
Untuk pengembangan IPAL selanjutnya, Kementerian Riset dan Teknologi akan melibatkan peneliti terkait di lingkungan Lembaga Penelitian Non-kementerian untuk memberikan pelatihan bagi tenaga lokal dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana tersebut. Sumber daya lokal juga akan dimanfaatkan untuk itu.