Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepemilikan Meteorit Perlu Diatur

Kompas.com - 07/05/2010, 04:29 WIB

Jakarta, Kompas - Untuk kepentingan ilmiah, kepemilikan meteorit oleh warga yang menemukan perlu diatur oleh pihak pemerintah. Dalam hal ini meteorit hendaknya diserahkan kepala lembaga riset dan menjadi obyek penelitian selama waktu tertentu. Setelah itu, meteorit dapat dikembalikan kepada penemunya.

Hal ini dikatakan pakar astronomi dan astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin kepada Kompas, Kamis (6/5). Menurut dia, pada meteorit itu dapat diketahui asal-usul dan struktur bahan primitif pada materi tersebut yang bisa mengindikasikan proses pembentukan tata surya.

Diduga, meteor merupakan bagian dari asteroid yang usianya lebih tua daripada Bumi. Penelitian dari aspek geologi juga merupakan salah cara mengungkap komposisi batuan dan mineral yang membentuknya.

Dengar pendapat

Pada hari yang sama, Lapan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, dan Observatorium Bosscha-Institut Teknologi Bandung mengadakan rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR tentang jatuhnya benda antariksa.

Dalam pertemuan itu, Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun mengatakan, berdasarkan observasi lokasi jatuhnya meteorit di Duren Sawit dan kesimpulan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, kerusakan rumah di daerah itu akibat tumbukan benda dari antariksa. Kesimpulan ini berdasarkan pada struktur bangunan dan dampak kerusakan yang ditimbulkan serta saksi mata yang melihat jatuhnya meteorit tersebut.

Penelitian dihentikan

Ditambahkan Thomas, penelitian di lokasi telah dihentikan Lapan untuk memungkinkan warga setempat kembali melakukan aktivitasnya.

Namun, kepada warga yang menemukan meteorit diimbau untuk melaporkan kepada pihak kepolisian dan kemudian akan diteliti peneliti dari Lapan. Sampai kemarin, tidak ditemukan kepingan lagi. Thomas menduga, sisa meteorit masih ada di lokasi dalam kondisi pecah berkeping-keping dan tersembunyi di bawah reruntuhan.

Sementara itu, meteor yang jatuh di Bima, Minggu (2/5), diambil warga yang menemukan. Berdasarkan foto dan gambar yang muncul di media massa, Thomas mengatakan, meteorit jatuh dari arah barat dan merupakan jenis logam. Hal itu dilihat dari efek panas dan tumbukan terhadap tanah silika yang tampak meleleh. Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jatuh di Duren Sawit, yang sebesar buah kelapa.

Jatuhnya meteorit di Duren Sawit dan Bima, kata Thomas, merupakan kebetulan. Tidak ada peningkatan kejadian jatuhnya meteorit di Bumi ini. Berdasarkan data statistik jatuhnya meteorit yang seukuran buah kelapa ke permukaan Bumi mencapai 500 buah per tahun atau sekitar 1 hingga 2 buah per hari. (YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com