Jakarta, Kompas
Hal ini dikatakan pakar astronomi dan astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin kepada
Diduga, meteor merupakan bagian dari asteroid yang usianya lebih tua daripada Bumi. Penelitian dari aspek geologi juga merupakan salah cara mengungkap komposisi batuan dan mineral yang membentuknya.
Pada hari yang sama, Lapan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, dan Observatorium Bosscha-Institut Teknologi Bandung mengadakan rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR tentang jatuhnya benda antariksa.
Dalam pertemuan itu, Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun mengatakan, berdasarkan observasi lokasi jatuhnya meteorit di Duren Sawit dan kesimpulan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, kerusakan rumah di daerah itu akibat tumbukan benda dari antariksa. Kesimpulan ini berdasarkan pada struktur bangunan dan dampak kerusakan yang ditimbulkan serta saksi mata yang melihat jatuhnya meteorit tersebut.
Ditambahkan Thomas, penelitian di lokasi telah dihentikan Lapan untuk memungkinkan warga setempat kembali melakukan aktivitasnya.
Namun, kepada warga yang menemukan meteorit diimbau untuk melaporkan kepada pihak kepolisian dan kemudian akan diteliti peneliti dari Lapan. Sampai kemarin, tidak ditemukan kepingan lagi. Thomas menduga, sisa meteorit masih ada di lokasi dalam kondisi pecah berkeping-keping dan tersembunyi di bawah reruntuhan.
Sementara itu, meteor yang jatuh di Bima, Minggu (2/5), diambil warga yang menemukan. Berdasarkan foto dan gambar yang muncul di media massa, Thomas mengatakan, meteorit jatuh dari arah barat dan merupakan jenis logam. Hal itu dilihat dari efek panas dan tumbukan terhadap tanah silika yang tampak meleleh. Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jatuh di Duren Sawit, yang sebesar buah kelapa.
Jatuhnya meteorit di Duren Sawit dan Bima, kata Thomas, merupakan kebetulan. Tidak ada peningkatan kejadian jatuhnya meteorit di Bumi ini. Berdasarkan data statistik jatuhnya meteorit yang seukuran buah kelapa ke permukaan Bumi mencapai 500 buah per tahun atau sekitar 1 hingga 2 buah per hari.