Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habitat Owa Jawa Dipulihkan

Kompas.com - 26/04/2010, 03:30 WIB

Sukabumi, Kompas - Salah satu habitat satwa langka owa jawa atau Hylobates moloch di Blok Hutan Tiwel, Desa Nangerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dipulihkan. Blok hutan alam sekitar lima hektar itu disatukan dengan hutan alam yang berada di wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Selama ini antara Blok Hutan Tiwel dan wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dipisahkan hutan produksi seluas 40 hektar. Status hutan produksi itu telah diubah sebagai kawasan konservasi dan masuk kawasan TNGGP yang kini memiliki luas 21.975 hektar.

Dalam rangka memperingati Hari Bumi, Kamis (22/4), para pencinta lingkungan dari perusahaan jasa konsultan audit internasional Mazars bekerja sama dengan lembaga Conservation International-Indonesia, perkumpulan pencinta lingkungan Gedepahala, dan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, menanami lima hektar area yang semula sebagai hutan produksi itu.

”Penanaman itu sebagai adopsi pohon oleh perusahaan kami. Selain untuk penyelamatan habitat satwa langka owa jawa, hal itu juga untuk mewujudkan konsep netral karbon melalui netral kertas yang selama ini kami pakai,” kata Presiden Direktur Mazars Indonesia James Kallman.

Mazars mengawali inisiatif menghitung konsumsi kertas yang digunakan terhadap dampak lingkungan di Indonesia. Pada 2009 diawali dengan penanaman pohon lokal di TNGGP seluas 10.000 meter persegi. Kemudian dilanjutkan seluas lima hektar pada tahun 2010 bertepatan dengan Hari Bumi.

Upaya yang ditempuh itu juga dihitung untuk menggantikan 600 ton karbon dioksida atau berkisar 50 persen dari jejak karbon yang dihasilkan selama Konferensi Internasional Mazars di London, Inggris, Desember 2009.

Owa jawa

Regional Vice President CI-Indonesia Jatna Supriatna mengatakan, Blok Hutan Tiwel merupakan lokasi pelepasliaran sepasang owa jawa yang pertama di dunia. Blok hutan alam yang menyediakan sumber makanan penting bagi owa jawa ini diharapkan secepatnya menyatu dengan kawasan hutan alam TNGGP.

Anton Ario dari CI-Indonesia yang menjadi penanggung jawab regional kawasan TNGGP mengatakan, saat ini hutan alam wilayah TNGGP rentan terhadap perluasan ladang penduduk. Di TNGGP inilah kini akan dijadikan habitat owa jawa.

Berdasarkan catatan Litbang Kompas, bentuk tubuh owa jawa mirip dengan lutung. Perbedaannya adalah owa jawa berwarna lebih terang atau keperakan. Panjang tubuh jantan dan betina dewasa berkisar 750-800 mm dengan berat 4-8 kilogram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com