Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembalakan Hutan Nusakambangan Diduga Libatkan Sipir

Kompas.com - 15/04/2010, 18:19 WIB

CILACAP, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Tengah Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang-Cilacap menduga adanya keterlibatan oknum pegawai penjara dalam pembalakan liar di hutan Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap.

"Dugaan ini kami peroleh dari laporan masyarakat di sekitar Pulau Nusakambangan," kata Koordinator Lapangan Polisi Hutan BKSDA Jawa Tengah Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang-Cilacap, Rahmat Hidayat di Cilacap, Kamis (15/4/2010).

Menurut dia, masyarakat yang juga membalak di hutan Nusakambangan mengaku diminta Rp 100.000 per tahun oleh pegawai penjara jika mereka ingin membuka hutan untuk lahan garapan.

Selain itu, lanjutnya, sejumlah operasi yang dilakukan polisi hutan untuk menangkap para pembalak liar sering kali bocor sehingga petugas pun gagal menangkap pelakunya. Sementara itu, Pengendali Ekosistem Hutan, Teguh Arifianto, mengatakan, BKSDA memperoleh informasi dari masyarakat bahwa oknum pegawai penjara sudah lama melegalkan pembalakan liar di hutan Nusakambangan.

"Informasi yang kami terima, di daerah Karangrena ada dua oknum yang diduga terlibat, masing-masing berinisial N dan B, sedangkan di Karangsari ada seorang oknum," kata Teguh  yang bertugas di wilayah Nusakambangan Barat.

Menurut dia, BKSDA Wilayah Cilacap masih menyelidiki dugaan keterlibatan oknum tersebut untuk membuktikan kebenarannya. Disinggung mengenai operasi yang dilakukan polisi hutan BKSDA, dia mengatakan, selama 2010 ini belum berhasil menangkap pelaku pembalakan liar yang kini kembali marak terjadi.

"Selain oknum pegawai yang diduga terlibat, kami juga menduga para penderes (penyadap) nira kelapa berada di balik kegagalan operasi tersebut. Mereka bisa saja menginformasikan kepada pembalak jika mengetahui pengintaian kami meskipun kami tidak mengenaikan pakaian atau kendaraan dinas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com