Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolesterol Ditakuti, tetapi Dibutuhkan

Kompas.com - 07/04/2010, 08:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gaya hidup tidak sehat telah menjadikan kolesterol sebagai musuh manusia. Padahal, zat ini besar manfaatnya untuk otak dan hati, serta jaringan saraf yang ada dalam tubuh manusia. Bahkan, kolesterol berperan dalam pembentukan hormon seks.

Mendengar kata kolesterol, pikiran kita sebagian besar pasti terarah kepada  penyakit pencabut nyawa seperti penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Opini tersebut semakin terbentuk oleh banyaknya iklan-iklan produk makanan yang memberi iming-iming “bebas kolesterol”.

Ekspose secara berlebihan tersebut, memberi kesan bahwa kolesterol merupakan musuh besar bagi kesehatan manusia. Benarkah kolesterol berbahaya?
Ditilik dari sejarahnya, kolesterol memang memberi catatan buruk bagi dunia medis. Pada tahun 1908, para ahli telah menemukan bahwa hewan percobaan yang diberi makan daging, susu berlemak, dan telur secara berlebihan akan mengalami endapan lemak pada dinding arteri (saluran darah).

Hal tersebut menyebabkan saluran darah menjadi lebih sempit, disebut sebagai aterosklerosis. Proses tersebut berlangsung sangat lama dan merupakan cikal-bakal penyakit stroke dan serangan jantung. Pada tahun 1913, beberapa ahli merumuskan bahwa endapan lemak tersebut adalah kolesterol.

Pada tahun 1916, Cornelius de Langen, seorang dokter asal Belanda yang ketika itu berkerja di Indonesia, menemukan bahwa jumlah penduduk asli Indonesia yang menderita sakit jantung lebih rendah dibanding orang Belanda yang tinggal di Indonesia.

Ia membuat spekulasi bahwa kandungan kolesterol yang rendah di kalangan orang Indonesia disebabkan pola makan yang lebih banyak mengandung unsur tumbuhan, ketimbang orang Belanda yang lebih menyukai daging dan makanan hewani lainnya.
Pada akhir Perang Dunia II, para ahli riset di Skandinavia menemukan fakta bahwa kematian akibat penyakit jantung turun drastis selama peperangan. Hal tersebut disebabkan menurunnya konsumsi daging, susu, dan telur.

Saat ini para ilmuwan menemukan fakta bahwa orang yang menderita sakit jantung, pada umumnya mempunyai kadar kolesterol yang lebih tinggi dibanding orang yang sehat.

Di negara-negara maju yang konsumsi kolesterolnya tinggi (seperti Amerika Serikat), penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian. Laporan American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa lebih dari 100 juta orang dewasa di AS mempunyai kadar kolesterol di atas rata-rata, dan 40 juta di antaranya mempunyai kadar kolesterol sangat tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke mencapai 500.000 orang setiap tahun.
Pada tahun 1976, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pengapuran jantung akibat kolesterol telah dialami seseorang sejak berusia 20 tahun. Pengapuran tersebut semakin menebal 3 persen setiap tahunnya.

Melihat fakta-fakta di atas, tidak heran, banyak orang mengidentikkan kolesterol sebagai sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan manusia meskipun pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Tulisan ini akan memberikan informasi yang berimbang tentang dampak positif dan negatif kolesterol.  

Terbentuk di dalam Tubuh
Apakah kolesterol itu sebenarnya? Kolesterol merupakan produk khas hasil metabolisme hewan. Kolesterol hanya terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan seperti daging, ikan, telur, susu, otak, dan jeroan. Dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan kelompok steroid, yaitu suatu zat yang termasuk ke dalam golongan lipid.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com