Manila, Kompas -
”Dari hasil penelusuran kami, tidak pernah ada penelitian yang menunjukkan itu. Dari aspek keamanan pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan selaku tim teknis pengawas keamanan pangan juga meloloskan produk pangan transgenik tertentu,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Suyamto di Manila, Filipina, Selasa (23/3).
Teknologi transgenik untuk tanaman pangan memungkinkan tanaman lebih tahan hama penyakit. Produktivitas tanaman tetap tinggi tanpa serangan hama penyakit dan gangguan lain yang berpotensi menurunkan produktivitas. ”Bagi Indonesia, penanaman tanaman transgenik akan menguntungkan bila ditanam sesuai spesifik lokasi, sesuai kebutuhan petani,” katanya.
Selain mengembangkan padi transgenik, Balitbang Pertanian juga mengembangkan tanaman kedelai transgenik, tomat, dan kentang. Bahkan, PT Perkebunan Nusantara XI mengembangkan tanaman tebu yang tahan kekeringan dengan kadar rendemen gula tinggi.
Padi transgenik yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia fokus pada padi transgenik yang tahan kekeringan dan penggerek batang.
Mulai 2010 Indonesia fokus mengembangkan tanaman transgenik, seperti tanaman padi, tomat, kentang, kedelai, dan tanaman tebu. Tanaman transgenik bisa mengurangi penggunaan input produksi, mencegah paparan hama penyakit, meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, serta menjamin ketahanan pangan.
Sekjen Dewan Jagung Nasional dan Ketua Panitia Teknis 6503 Standar Nasional Indonesia pada Badan Standardisasi Nasional Maxdeyul Sola menyatakan, upaya Indonesia mengadopsi teknologi pertanian transgenik untuk menopang peningkatan produksi pangan rendah.