Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerang Raksasa Ini Bakal Punah jika Tak Dilindungi

Kompas.com - 11/03/2010, 19:32 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Peneliti yang juga ahli kelautan Universitas Diponegoro, Semarang, Prof Ambariyanto, mengemukakan bahwa populasi spesies kerang raksasa di Indonesia saat ini sudah mulai berkurang karena berbagai hal, terutama perburuan liar.

"Hanya ada sembilan spesies kerang raksasa yang ada di dunia, dan tujuh spesies di antaranya hidup di perairan Indonesia," katanya seusai dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-167 Undip di Semarang, Kamis (11/3/2010).

Menurut dia, kerang raksasa dikenal di masyarakat Indonesia dengan nama kima. Namun, masyarakat di beberapa daerah tertentu ada yang menyebutnya kimo atau kimah. Hewan itu termasuk dilindungi.

"Kerang raksasa dulu banyak ditemukan di perairan Karimunjawa dengan kepadatan populasi antara 0,02-0,04 individu per meter persegi. Namun, saat ini jumlahnya sudah berkurang dan hanya ditemukan kerang raksasa dari spesies kecil," katanya.

Ia mengatakan, populasi kerang raksasa sebenarnya hampir menyebar di seluruh perairan Indonesia. Namun, kerang itu saat ini hanya dapat ditemukan di perairan tertentu, seiring maraknya perburuan dan eksploitasi terhadap spesies itu.

"Kami sengaja tidak memublikasikan perairan mana saja yang masih terdapat kerang raksasa untuk menghindari tindak perburuan liar yang akan semakin mengancam kelestarian populasi kerang raksasa," katanya.

Spesies kerang raksasa yang sudah banyak berkurang, lanjutnya, didominasi spesies besar, seperti Tridacna gigas, Tridacna derasa, dan Tridacna squamosa, karena ukuran yang besar menjadikannya mudah ditangkap.

"Kalau spesies-spesies kecil, seperti Tridacna maxima dan Tridacna crocea memang masih cukup banyak, karena mereka hidup menempel pada karang atau batuan lain, sehingga sulit diambil atau ditangkap," katanya.

Ia menjelaskan, nilai jual kerang raksasa juga sangat besar. Tridacna squamosa, misalnya, dihargai 549 dollar AS per ekor sehingga menjadikan perburuan liar terhadap kerang raksasa sangat marak.

Oleh karena itu, upaya untuk melakukan budidaya kerang raksasa perlu dilakukan untuk menghindari punahnya spesies itu. Budidaya kerang raksasa sebenarnya tidak terlalu sulit.

"Beberapa perusahaan yang tertarik membudidayakan kerang raksasa juga pernah menemui saya. Namun, mereka menyerah karena alasan usaha budidaya kerang raksasa membutuhkan waktu lama," katanya.

Ambariyanto mengakui, pertambahan ukuran kerang raksasa sebesar dua inci setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua tahun. Dengan demikian, budidaya kerang raksasa akhirnya dianggap tidak terlalu menguntungkan.

"Kendala perhitungan balik modal lama menjadikan banyak pihak tidak mau membudidayakannya sehingga peran pemerintah dalam pembudidayaan kerang raksasa sangat dibutuhkan," kata Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip itu.

Selain perburuan liar, berkurangnya spesies kerang raksasa juga dapat diakibatkan beberapa faktor, seperti peningkatan jumlah penduduk, polusi, rusaknya habitat, pemanasan global, dan perdagangan ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau