Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Mengenal Kupu-kupu

Kompas.com - 23/01/2010, 12:28 WIB

Oleh Cornelius Helmy

Sepasang kupu-kupu Papilio memnon alias kupu-kupu jeruk tengah mendekatkan tubuhnya ketika kami masuk tempat penangkaran. Kupu-kupu jantan dan betina yang sedang menjalani ritual perkawinan itu tidak terganggu atau melepaskan diri meski kami mengerubunginya.

Peristiwa seperti ini bisa dibilang jarang terlihat dalam keseharian kita. Di sini kami menyediakannya bagi pengunjung," kata Manajer Taman Kupu-kupu Cihanjuang Evita Farizca.

Taman Kupu-kupu di Jalan Raya Cihanjuang Km 3,3 No 58, Cibaligo, Bandung Barat, ini adalah gabungan wahana pendidikan dan hiburan baru di Jawa Barat. Di lahan seluas 1,7 hektar ini ditangkarkan sekitar 1.700 kepompong dari 20 jenis kupu-kupu khas Indonesia beserta tanaman yang menjadi makanannya.

Beberapa di antaranya adalah Troides helena berwarna kuning yang ukurannya bisa mencapai 13-17 sentimeter. Ada juga Papilio peranthus, kupu-kupu yang berani terbang tinggi dan tidak takut dimangsa burung karena tubuhnya beracun, atau Idea blachardi asal Sulawesi Selatan yang kerap disebut kupu-kupu kertas karena warna sayapnya putih seperti kertas.

Sebagai sarana pendidikan, Evita mengatakan, pengunjung bisa melihat fase hidup kupu-kupu, dimulai dari perkawinan, telur, ulat, kepompong, hingga berubah menjadi kupu-kupu baru, yang lokasinya terpisah berdasar fasenya. Ketika masuk dalam setiap fase, pengunjung didampingi pemandu wisata yang paham soal kupu-kupu.

"Kami juga menyediakan seorang ahli kupu-kupu, Ayam Hugeng. Ia sudah 40 tahun berkecimpung dalam dunia ini. Ilmunya bisa ditransfer kepada pengunjung yang datang," kata Evita.

Hugeng mengatakan, dia memilih ragam kupu-kupu yang mudah dikenal dan pernah dilihat masyarakat, di antaranya kupu-kupu yang tinggal di kebun, seperti Papilio memnon dan Papilio paolythes. Namun, ia juga menyertakan kupu-kupu yang biasa tinggal di hutan, seperti Papilio ambrax dari Papua atau Papilio helenus dari Sumatera. Harapannya, masyarakat mengenal dan peduli terhadap kupu-kupu itu ketika bertemu di rumah atau lingkungan tempat tinggalnya.

Sebagai wahana wisata, selain melihat beragam jenis kupu-kupu, wisatawan juga bisa melepas lelah menikmati sejuknya udara di Cihanjuang. Evita mengatakan, pihaknya menyediakan gazebo untuk beristirahat, tempat pertemuan, toko cendera mata, tempat parkir untuk 300 kendaraan, hingga tempat makan dengan beragam menu. "Kami berharap pengunjung bisa melepas penat sambil menambah pengetahuan soal kupu-kupu," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com