Samarinda, Kompas -
Setelah telantar selama lebih dari 10 hari, anak orang utan jantan itu akhirnya dititipkan di Kebun Raya Universitas Mulawarman, Samarinda, Sabtu (16/1). Kepala Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman Chandra Dewana Boer mengatakan, anak orang utan tersebut awalnya ditemukan oleh pegawai PT Agro Urea Sakti pada 5 Januari lalu.
Ketika itu, anak orang utan terlihat bersama induknya sedang mencari makan di lahan perkebunan yang masuk wilayah Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Keduanya lalu diusir dari lahan perkebunan karena dikhawatirkan akan merusak tanaman sawit. Namun, induk orang utan kabur, sedangkan anaknya tertinggal di lokasi perkebunan.
Anak orang utan itu lalu dibawa ke perusahaan. Pada 10 Januari, anak orang utan itu diserahkan ke hutan pendidikan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan di Sebulu. ”Salah seorang peneliti Jepang dari Sumitomo Forestry yang ada di sana, Rio Soda, merekomendasikan supaya orang utan itu diselamatkan, jangan dilepaskan lagi di sekitar perkebunan itu karena di sekitar perkebunan sudah tidak ada hutan lagi,” kata Boer.
Selain tak ada jaminan dapat bertahan hidup, orang utan juga bisa ditangkap lagi oleh warga. ”Saya lalu menghubungi Yayasan Penyelamatan Orang Utan Borneo (Borneo Orang Utan Survival Foundation/BOSF), tetapi di sana sudah penuh sehingga tidak bisa menampung orang
Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman lalu menghubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur untuk meminta masukan. ”Karena belum ada solusi, lalu saya minta izin BKSDA untuk mengambil orang utan itu
Sebelum dititipkan di Kebun Raya Universitas Mulawarman, orang utan itu sempat berada di kantor Pusat Penelitian Hutan Tropis Samarinda selama dua
Di Kalimantan, habitat orang utan semakin habis setelah sebagian besar hutan, termasuk habitat orang utan, beralih fungsi menjadi perkebunan. Orang utan yang habitatnya makin sedikit lalu sering mencari makan hingga ke kawasan perkebunan atau permukiman warga.