Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Detik, Peringatan Dini Gempa di Jepang!

Kompas.com - 07/01/2010, 15:24 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa yang besar, sistem peringatan dini (early warning system) tentunya menjadi hal yang sangat penting. Di Jepang, sistem peringatan dini tentang terjadinya sebuah gempa besar diklaim tercepat di dunia, yaitu dalam hanya 10 detik, masyarakat sudah bisa tahu.

Hal itu disinggung pakar gempa dari Universitas Kyoto Jepang, Prof Jim Mori, di dalam acara The 5th Kyoto University Southeast Asia Forum, Kamis (7/1/2010) di Campus Center Institut Teknologi Bandung. Pertemuan ini bertajuk "Conference of the Earth and Space Sciences".

"Dengan peringatan ini, dalam rentang waktu sekian detik gempa menjalar dan sampai, maka masyarakat masih bisa melakukan penyelamatan diri, yaitu dengan cara merunduk atau berlindung di bawah meja," tutur seismolog Jepang yang pernah bekerja di United States Geological Survey (USGS) ini.

Hebatnya, pengumuman itu disebarluaskan melalui televisi. Dan, yang tidak kalah canggih, sistem peringatan dini yang dijalankan ini secara otomatis mampu mematikan saluran atau listrik sehingga mengurangi risiko bencana kebakaran akibat gempa.

Inilah yang menjawab mengapa ketika terjadi gempa besar di Jepang, jatuhnya korban jiwa bisa diminimalisasi, bahkan ditekan hingga nol. Tentunya, selain ketentuan struktur bangunan tahan gempa yang dipatuhi dengan baik.

Lantas, bagaimana dengan di Indonesia? "Informasi terjadi gempa kan rata-rata baru diterima, misal lewat ponsel, empat menit setelah kejadian. Itu pun di ponsel saya, belum di punya Anda-anda sekalian," tutur Sri Widyantoro, pakar gempa dari ITB, kepada pers.

Menurutnya, sistem peringatan dini di Indonesia tidak secanggih Jepang, salah satunya karena sistem ini mengacu pada sistem di Jerman. "Padahal, di Jerman kan justru jarang terjadi gempa," selorohnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Oh Begitu
5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

Oh Begitu
Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Oh Begitu
Bagaimana Bahasa Berkembang?

Bagaimana Bahasa Berkembang?

Fenomena
Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Fenomena
Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Oh Begitu
Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Fenomena
Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Fenomena
Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Kita
Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Oh Begitu
Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kita
Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Oh Begitu
Speculoos-3b, Planet Seukuran Bumi yang Waktu Orbitnya Hanya 17 Jam

Speculoos-3b, Planet Seukuran Bumi yang Waktu Orbitnya Hanya 17 Jam

Fenomena
5 Alasan Orang Berselingkuh Menurut Sains

5 Alasan Orang Berselingkuh Menurut Sains

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com