Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biar Gak Selingkuh, Seks Harus Kreatif

Kompas.com - 06/01/2010, 08:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dulu masyarakat sempat heboh gara-gara hasil penelitian yang menyebutkan 2 dari 3 pria di Jakarta melakukan selingkuh. Nah, saat ini jumlahnya realtif terus meningkat.

Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG., MARS, spesialis kebidanan dan kandungan, dalam suatu acara seminar pernah menyebutkan bahwa 4 dari 5 pria melakukan selingkuh!

Data di Klinik Pasutri Dr. Boyke, ditemukan bahwa sekitar 42 persen suami berselingkuh ketika isteri mereka berusia 40 tahun lebih.  Tidak hanya itu. Sebuah penelitian di Bandung, Jawa Barat yang dilakukan oleh seorang psikolog menyebutkan kalau 2 di antara 5 wanita pekerja juga melakukan selingkuh.

Perselingkuhan sepertinya sudah menjadi fenomena umum. Selingkuh yang notabene juga merupakan salah satu perilaku seks bebas, kerap menimbulkan masalah. Timbulnya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) misalnya. Masalah tersebut ikut menambah jumlah aborsi.

Sebagai gambaran, sekitar 2,3 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya. Belum lagi angka kematian ibu akibat melakukan aborsi juga cukup tinggi. “Jumlahnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan Bangladesh,” komentar Dr. Boyke.

Selain timbulnya kehamilan yang tidak diinginkan, perilaku seks bebas yang tak bertanggungjawab juga ikut menyumbang infeksi berbagai penyakit. Salah satu di antaranya adalah infeksi HIV/AIDS. Kalau sudah begini, maka virus HIV/AIDS bisa menginfeksi pasangan yang sebenarnya.

Alasan Selingkuh
Perselingkuhan merupakan hubungan seksual di luar pernikahan yang sah. Kondisi tersebut dapat terjadi dalam waktu cukup singkat maupun lama, dengan tingkat keterlibatan emosional yang rendah maupun tinggi.

Seperti disebutkan Dr. Boyke, ada beberapa alasan orang berselingkuh, di antaranya:

- Ketidakmampuan membentuk komitmen bersama pasangan pernikahan. Lemahnya komitmen, tidak disadarinya arti serta tujuan pernikahan juga ikut mendorong seseorang melakukan perselingkuhan.
- Iman yang lemah dan rasa egoisme yang besar dari masing-masing pasangan.
- Amarah yang terpendam dari pasangan, ketidakpuasaan kehidupan pernikahan, akibat tidak terpenuhinya kebutuhan emosional pasangan, seringkali memicu timbulnya perselingkuhan dalam kehidupan pernikahan.
- Adanya masalah pribadi dalam pernikahan.
- Rasa ingin tahu  seperti apa seks yang dilakukan dengan orang lain. Apalagi jika seks bersama pasangan mengalami kejenuhan.

Bila hal ini terjadi, timbulnya berbagai permasalahan dapat terus berlangsung. Maka ia menyarankan agar masing-masing pasangan menyadari adanya gejala tersebut. Sebelum pernikahan kandas, ada baiknya masing-masing pasangan melakukan koreksi diri untuk menemukan dan menilai kesalahan yang telah terjadi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com