Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Itu Akhirnya Tenggelam Akibat Pemanasan Global

Kompas.com - 08/12/2009, 19:31 WIB

KHUN SAMUTCHINE, KOMPAS.com - Satu kuil Buddha yang dikelilingi oleh air adalah sisa terakhir dari satu desa yang sirna ditelan laut di Thailand, pemandangan tragis yang kembali terulang di seluruh Asia dan dunia.

Sebanyak 60 keluarga dipaksa pergi dari perkampungan nelayan yang dulu sangat indah, Khun Samutchine, saat laut - yang menjadi andalan hidup warga setempat - merambah ke daratan sampai lebih dari 20 meter setiap tahun.

"Saya tinggal di tanah orang lain, saya tak dapat meninggalkan desa karena saya sangat miskin," kata Noo Wisuksin (71), sambil menunjuk kei air yang pernah menjadi lokasi rumahnya beberapa dasawarsa lalu.

Ia adalah seorang dari 25 juta orang, yang terancam di delta sungai Chao Phraya, sungai luas di Thailand. Delta itu tenggelam karena terbendungnya aliran sungai dan dibersihkannya hutan bakau, saat perubahan iklim menaikkan permukaan air laut.

Dalam 30 tahun belakangan, air laut di Khun Samutchine telah menelan lebih dari satu kilometer lahan dan Noo telah memindahkan rumahnya ke belakang sebanyak delapan kali guna menghindari gelombang yang naik.

Di dekatnya terletak kuil Khun Samut, yang nyaris ditinggalkan, tenggelam di laut dan hanya dapat dimasuki melalui jalan yang terbuat dari beton. Satu jalur tiang listrik muncul ke permukaan air, terhampar di situ-situ saja.

Pembuatan bendungan di daerah hulu di sepanjang sungai tersebut yang mengalir ke Teluk Thailand telah mencegah endapan, sehingga mengganggu keseimbangan akibat kekuatan erosi air laut, demikian dilaporankan kantor berita Prancis, AFP.

"Pembersihan hutan bakau yang tumbuh lamban untuk pembuatan lahan udang dan garam telah mempercepat kerusakan," katanya.

Lebih jauh ke pantai, desa Kok Karm dengan susah-payah berhasil mengubah arus untuk saat ini dengan menggunakan bahan tradisional yang murah.

Warga Vorapol Dounglomchan tampil dengan rancangan yang memanfaatkan batang bambu untuk menciptakan penghalang yang memerangkap endapan dari air laut dan menghentikan endapan lumpur dihanyutkan gelombang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com