Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delegasi RI Akan Paksa AS Ratifikasi Protokol Kyoto

Kompas.com - 08/12/2009, 15:58 WIB

KOPENHAGEN, KOMPAS.com — Delegasi Indonesia akan memaksa AS untuk berkomitmen menurunkan emisi karbondioksidanya dengan meratifikasi Protokol Kyoto di KTT ke-15 Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark.

"Saya pikir Amerika harus legally binding (mengikat sesuai perjanjian) untuk mengimplementasikan target penurunan emisi karbon mereka di Kopenhagen," kata Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar dalam jumpa pers Delegasi Indonesia di Kopenhagen, kemarin.

Rachmat mengatakan, Indonesia akan berusaha dengan segala cara agar Amerika Serikat mau menandatangani Protokol Kyoto dalam KTT ke-15 Perubahan Iklim yang berlangsung pada 7-18 Desember 2009.

"Kita akan berargumen, mendekati, merayu, membujuk bahkan sampai dengan memaksa Amerika," kata Rachmat yang juga Ketua Delri di KTT Perubahan Iklim tersebut.

Setelah melihat proposal negosiasi dari berbagai negara seusai pembukaan konferensi, Rachmat mengatakan, negara-negara peserta konferensi masih kukuh dengan posisi masing-masing, bahkan terkesan menghindari untuk berkomitmen lebih jauh.

"Ada kesan mereka finger pointing, artinya setuju untuk melakukan sesuatu, tetapi menunggu yang lain untuk melakukannya lebih dahulu," kata mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup itu.

Presiden RI sendiri pada forum G-20 di Pittsburgh, Amerika, pada September silam menyatakan komitmen Indonesia untuk menurunkan 26 persen emisi karbondioksida dari level biasa (business as usual/BAU) pada 2020. Sedangkan Amerika Serikat menyatakan berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 17 persen dari level tahun 2005 pada tahun 2020.

Dan China pun telah mengeluarkan target penurunan emisi 40-45 persen dari level tahun 2005 pada tahun 2020, yang didasarkan atas produk domestik bruto (GDP)-nya. Sedangkan Menteri Lingkungan India, Jairam Ramesh, pada Kamis (3/12), menyatakan akan mengurangi 20-25 persen emisi gas rumah kaca pada tahun 2020 dengan acuan tahun 2005, tetapi India tidak akan menandatangani kesepakatan apa pun yang berdaya ikat hukum dalam KTT Iklim Kopenhagen.

Tiga negara yaitu Amerika Serikat, China, dan India merupakan tiga negara emiter karbon terbesar di dunia yang pernyataan komitmen penurunan emisinya ditunggu oleh semua negara peserta konferensi perubahan iklim.

Sedangkan Sekjen Konvensi Badan Dunia untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) Yvo de Boer mengatakan bahwa target emisi karbon Amerika merupakan faktor krusial dalam negosiasi konferensi iklim Kopenhagen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com