Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk "Cinta Mati" sama Tas Belanja Ramah Lingkungan!

Kompas.com - 24/11/2009, 07:40 WIB

KOMPAS.com - Pada jari-jari tangan kanannya nan lentik, tas goni itu terlihat serasi. Dominasi warna coklat berpadu padan dengan baju atasan merah jambu plus celana pendek denim biru yang dikenakan perempuan foto  model itu kala berjalan melenggang di atas karpet.

Jangan terburu menebak kalau tas hasil jahitan tangan itu cuma layak   dibawa ke pesta. Juga, jangan cepat-cepat berkesimpulan kalau tas   berpegangan asimetris dengan satu sisi panjangnya 30 cm sementara sisi lainnya 15 cm itu hanya pantas dibawa saat kuliah. "Tas itu   adalah tas belanja. Tapi, dijamin deh, bisa dipakai laki-laki dan   perempuan untuk ke mana-mana," kata desainer Adjie Notonegoro beberapa   waktu lalu.

Ya, Adjie mengaku kepincut bahan goni waktu pihak Hero Supermarket   mengajaknya mendesain tas belanja ramah lingkungan yang bakal   disebarluaskan untuk para pelanggan mulai Oktober lalu. "Itu yang   terpikir untuk menggeser tas belanja plastik," kata Adjie.

Mengapa goni mampu merebut hati kelahiran Jakarta 18 Juli 1961 ini?   Soalnya, kini, banyak orang justru melupakan karung goni. "Karung kan   cuma dikenal sebagai tempat beras. Habis dipakai, cuma jadi keset,"   katanya.

Tas belanja ramah lingkungan atau yang acap disebut sebagai green bag,   sejatinya, makin hari makin menjadi bagian dari kehidupan banyak dari   kita semua. Alasannya, penggunaan plastik makin lama bukannya makin   berkurang.

Catatan menunjukkan cara gampang untuk membungkus permukaan Bumi adalah dengan terus menerus memanfaatkan kantong plastik. Diperkirakan tiap   tahun 500 juta sampai dengan satu miliar kantong plastik dipakai di   seluruh dunia. Nah, dengan jumlah sebanyak itu, seluruh permukaan Bumi   bisa sepuluh kali lipat terbungkus!

Sudah begitu, plastik memang butuh waktu teramat panjang untuk terurai   alami. Seribu tahun lamanya. Selama menapaki masa itu, plastik menjadi   polutan signifikan.

Goni memang menjadi salah satu alternatif yang bisa dipilih sebagai pengganti plastik. Bahan lain yang kerap dimanfaatkan adalah kain dan plastik yang bisa didaur ulang.

Adjie, lebih lanjut menambahkan,  pada tahap awal, dirinya menyeleksi berbagai bahan goni. Upaya ini untuk menepis anggapan kalau bahan goni selalu membuat kulit gatal jika dipakai.

Tak berhenti sampai di situ saja, Adjie juga mencari bahan goni yang kuat, dalam arti tidak mudah sobek saat dijahit atau dipakai membawa barang-barang di dalamnya.  Oh iya, tas unik itu ukurannya 38 cm panjang, 32 cm lebar, dan 10 cm tebal.

Tambahan lainnya sebagai pemanis adalah aksen perempuan dan pohon yang mampu menunjukkan citra ramah lingkungan. Yang juga tak ketinggalan adalah kata “Indonesia”. Adjie mengaku selalu membubuhkan “kata sakti” itu pada setiap karya-karyanya. “Buatan dalam negeri. Supaya kita juga bangga,” katanya memberi alasan.

Ikon 

"Tujuan jangka pendek memang untuk mengurangi volume penggunaan tas   belanja plastik di gerai kami," begitu Direktur Corporate Affair Carrefour Indonesia Irawan D Kadarman menceritakan alasannya soal green bag ala peritel asal Perancis ini.

Ketimbang Hero, Carrefour lebih awal setahun mempromosikan tas dari   bahan yang bisa didaur ulang tersebut. Makanya, dalam hitung-hitungan   Irawan, pihaknya sudah meluncurkan sekitar sejuta tas berwarna hijau   tersebut.

Sementara, lain lagi cerita soal tas belanja ramah lingkungan di Makro.   Bermain di sektor perkulakan membuat pelanggan perusahaan di Indonesia   yang sekarang dimiliki oleh Grup Lotte asal Korea Selatan ini membeli   barang kebutuhan dalam jumlah besar.

Makanya, barang belanjaan langsung dibawa memakai troli besar ke   kendaraan pelanggan. "Kami tidak memakai tas belanja plastik," ujar   Juru Bicara Makro Basuki Ismael sembari menambahkan kalau pihaknya,   dalam kaitan ini, sudah berperilaku "hijau" sejak awal.

Sementara, Direktur Operasional Supermarket Hero Supermarket Sugiyanto   Wibawa menambahkan pilihan pada bahan bukan plastik pada green bag   keluarannya adalah semacam nilai tambah. Dengan begitu, pelanggan tidak   cuma membawa tas seperti itu hanya untuk berbelanja. "Ada ide lain bagi   orang bisa membawa tas belanja ramah lingkungan untuk berbagai   aktivitas," imbuhnya.

"Saya ingin tas seperti ini menjadi ikon, bukan sekadar tas belanja,"   tutur Adjie Notonegoro menambahkan pula.

So, kebayang kan kalau lama-kelamaan green bag bisa begitu merasuk ke   banyak sisi kehidupan makin banyak orang. Tinggal dibiasakan saja. Ke mana-mana selalu membawa tas belanja ramah lingkungan. "Cinta mati" sama tas belanja ramah lingkungan ..., yuk mari!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau