Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopenhagen Ajang Menghimpun Dana Lingkungan

Kompas.com - 19/11/2009, 09:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Inggris akan mendorong aliran dana yang bisa dihimpun negara-negara maju di dunia untuk negara berkembang yang berupaya mengembangkan energi terbarukan dan ramah lingkungan. Upaya Inggris itu akan dilakukan pada pertemuan tingkat tinggi perubahan iklim dunia ke-15 di Kopenhagen, Denmark, Desember nanti.

”Kami harap akan ada aliran dana yang signifikan dari dunia maju ke negara-negara berkembang,” ungkap Menteri Energi dan Perubahan Iklim Inggris Joan Ruddock di Jakarta, Rabu (18/11), seusai bertemu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Pertemuan tersebut terkait dengan Konferensi Perubahan Iklim Kerangka Kerja Konvensi mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) Pertemuan Para Pihak ke-15 (COP-15) di Kopenhagen, Denmark, pada 7-18 Desember 2009.

Menurut Ruddock, sementara ini Pemerintah Ingrris telah menyiapkan dana sebesar 10 juta poundsterling atau sekitar Rp 140 miliar yang bisa digunakan Indonesia untuk mendukung proyek-proyek berbasis lingkungan hidup dan pengurangan emisi karbon.

Jika Pemerintah Indonesia bisa merealisasikan janjinya meningkatkan penurunan emisi karbon dari 26 persen menjadi 41 persen, Inggris bersedia menjadi perintis menghimpun dana yang lebih banyak lagi bagi Indonesia.

”Sekarang tinggal pihak Indonesia sendiri, bagaimana mendemonstrasikan penurunan karbon tersebut dari 26 persen menjadi 41 persen, seperti sudah dijanjikan Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono). Itu karena ini adalah program yang sangat ambisius,” ujarnya.

Sementara itu, dalam pertemuan yang diadakan Civil Society Forum, di sela-sela pertemuan tingkat tinggi 21 pemimpin anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) ke-20 di Singapura, 13-15 November 2009, Menteri Perdagangan Indonesia Mari Elka Pangestu menegaskan bahwa sikap Indonesia, dan terutama China, sangat jelas dalam aturan-aturan lingkungan yang dikaitkan dengan perdagangan.

PLT batu bara

Ruddock menegaskan, pihaknya sangat memahami kebutuhan listrik yang mendesak di Indonesia untuk memenuhi permintaan atas energi yang sangat tinggi. Inggris juga memahami posisi Indonesia yang akan menggunakan batu bara sebagai sumber pembangkit listrik utama dalam jangka pendek ini.

”Namun, kami sangat berkepentingan mengingatkan agar batu bara yang digunakan adalah batu bara bersih yang tidak mengotori lingkungan,” ujarnya.

Adapun Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, pihaknya menjelaskan secara gamblang kepada Ruddock tentang kerangka kerja perubahan iklim yang dilakukan Indonesia. Indonesia menegaskan tetap pada target semula, yakni menurunkan emisi karbon sebanyak 41 persen pada 2025 dengan basis perhitungan 2005.

Indonesia juga menegaskan bahwa dukungan yang paling dibutuhkan dari negara maju adalah bantuan teknis, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta dukungan dana. (OIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com