Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikapi Century, SBY Harus Tiru Habibie

Kompas.com - 14/11/2009, 12:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Teka-teki dan tanda tanya yang mengitari pengucuran dana talangan untuk Bank Century tak bisa dibiarkan menggelinding bak bola liar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku kepala negara harus segera mengambil sikap politik. Pengamat ekonomi dan pasar keuangan, Yanuar Rizki, mengatakan bahwa SBY harus meniru apa yang dilakukan oleh Presiden BJ Habibie saat bersikap kala kasus cessie Bank Bali merebak tahun 1999.

Preseden Century, dalam pandangan Yanuar, hampir sama dengan preseden kasus Bank Bali. Bedanya, saat itu ada tekanan Dana Moneter Internasional (IMF) kepada pemerintah agar segera mengusut kasus tersebut.

"Sekarang, kita tidak perlu menunggu adanya tekanan itu. Pak Habibie ketika itu melakukan inisiatif politik dengan memerintahkan auditor independen, yaitu Price Waterhouse Coopers untuk menelisik aliran dana dari ujung ke ujung dan harus dibuka kepada publik karena, saat itu, publik tidak percaya dengan lembaga yang ada. SBY harus seperti Habibie dulu, dari awal menegaskan bahwa aliran dana harus dibuka," kata Yanuar seusai diskusi "Tibalah Century pada Hak Angket" di Jakarta, Sabtu (14/11).

SBY saat ini dinilai membiarkan hal itu tanpa mengambil langkah politik. Akibatnya, polemik menjadi berkepanjangan dan melebar ke hal-hal yang tidak substansial. Hambatan yang disampaikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang tidak bisa mengaudit aliran dana karena tidak akomodatifnya Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) harus direspons SBY.

"SBY bisa mengambil inisiatif politik, dengan memanggil pimpinan lembaga tinggi negara, seperti KPK, BPK, dan PPATK serta tidak membiarkan polemik terlalu panjang," ujarnya.

Ketidakterbukaan pemerintah, khususnya Presiden, justru akan membuat spekulasi dugaan kejanggalan dalam pengucuran dana triliunan itu semakin besar. "Kalau terbuka, kredibilitas pemerintahan SBY akan kembali," ungkap Yanuar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau