Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gila, Emas Dioplos Supaya Untung Gede

Kompas.com - 09/11/2009, 22:14 WIB

BIREUEN, KOMPAS.com - Dalam waktu tiga hari, dua lagi tersangka pemalsu emas, Iswandi (29) dan Fakriadi (23) dibekuk aparat Polres Bireuen.

Sebelumnya, polisi menciduk Umar Azis (36). Aksi komplotan pengoplos emas ini telah menimbulkan keresahan di kalangan pedagang emas.

Iswandi dan Fakriadi adalah kakak beradik, pemilik toko emas di Peudada. Kapolres Bireuen, AKBP T Saladin SH melalui Kasat Reskrim, AKP Trisna Safari kepada Serambi, Minggu (8/11) mengatakan, Iswandi dan Fakriadi diamankan sejak Sabtu.

Penangkapan tersangka berdasarkan laporan pemilik toko emas yang menyebutkan emas yang dibeli dari Umar Aziz kadarnya tidak sesuai dengan keterangan dalam surat jual emas.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Iswandi dan Fakriadi merupakan orang yang mengolah emas batangan menjadi emas perhiasan, tapi kadarnya tidak sesuai.

Emas hasil oplosan tersebut dijual ke toko-toko emas, termasuk di Bireuen. Kadar emas yang dijual Umar Azis hanya berkisar 60-70 persen sedangkan lainnya unsur perak. Dalam surat tertera emas berkadar 90 persen.

Pekerjaan mengolah dan menjual emas oplosan yang dilakukan kelompok ini berlangsung sejak 14 September hingga 27 Oktober 2009.

Mereka mengaku telah menjual emas bercampur perak mencapai 200 gram lebih. Kegiatan pengoplosan dilakukan di toko emas milik kakak beradik, Iswandi dan Fakriadi di Kecamatan Peudada, Bireuen.

Menurut Kapolres Bireuen, awalnya Umar Aziz membeli emas murni di beberapa toko emas. Emas itu diserahkan kepada Iswandi dan Fakriadi untuk diolah.

Emas oplosan itu dijual Umar Aziz ke sejumlah toko emas di Bireuen. “Karena pemilik toko emas merasa tertipu, kasus itu dilaporkan ke polisi,” kata Kapolres Bireuen.

Penangkapan Umar Azis dan Fakriadi terjadi pada waktu hampir bersamaan, sedangkan Iswandi diserahkan aparat desa ke Polres Bireuen.

Salah satu toko emas yang membeli emas bercampur perak itu adalah Toko Emas Mutiara Bireuen. “Saya tidak tahu pekerjaan yang mereka lakukan, dan tidak pernah tahu kalau kadar emas tidak sesuai lagi dengan surat emas,” Umar Azis.

Umar Aziz juga mengaku tidak menyuruh untuk mengurangi kadar emas dan mencampur dengan perak, ia hanya menyerahkan emas batangan yang dibeli dari toko emas untuk dijadikan perhiasan.

Iswandi dan Fakriadi membenarkan menerima pekerjaan dari Umar Azis. Ketika ditanyakan apa maksud menurunkan kadar emas, kedua tersangka menyatakan untuk meraih untung besar.

Berdasarkan penelusuran aparat Polres Bireuen, Iswandi telah menjual emas sebanyak tujuh kali kepada sejumlah pedagang emas, sedangkan Fakriadi hanya dua kali. Kapolres mengatakan, kasus ini akan dikembangkan karena tidak tertutup kemungkinan ada tersangka lain. (yus)

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Fenomena Unik: Tonggeret Mulai Menyanyi Saat Cahaya Fajar Muncul
Fenomena Unik: Tonggeret Mulai Menyanyi Saat Cahaya Fajar Muncul
Oh Begitu
Lubang Hitam Tertua Ditemukan, Ukurannya 300 Juta Kali Matahari
Lubang Hitam Tertua Ditemukan, Ukurannya 300 Juta Kali Matahari
Fenomena
Hari Kucing Sedunia: Bahaya Melepas Kucing Menjadi Liar
Hari Kucing Sedunia: Bahaya Melepas Kucing Menjadi Liar
Oh Begitu
Ubi Bikin Kentut? Ini Penjelasan Ilmiahnya dan Siapa Saja yang Perlu Waspada
Ubi Bikin Kentut? Ini Penjelasan Ilmiahnya dan Siapa Saja yang Perlu Waspada
Oh Begitu
Bentuk Kepala Anjing Ternyata Memengaruhi Kepribadiannya
Bentuk Kepala Anjing Ternyata Memengaruhi Kepribadiannya
Oh Begitu
Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa: Potensi Ancaman di Masa Depan
Jejak Tsunami Raksasa di Selatan Jawa: Potensi Ancaman di Masa Depan
Fenomena
Mengapa Pria Lebih Cepat Berlari Dibanding Perempuan? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Pria Lebih Cepat Berlari Dibanding Perempuan? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Misteri Jejak “Hobbit” Purba di Sulawesi: Siapa Pembuat Alat Batu Berusia 1,4 Juta Tahun?
Misteri Jejak “Hobbit” Purba di Sulawesi: Siapa Pembuat Alat Batu Berusia 1,4 Juta Tahun?
Kita
Manfaat Peluk Pohon dalam Forest Bathing: Redakan Stres dan Pulihkan Jiwa
Manfaat Peluk Pohon dalam Forest Bathing: Redakan Stres dan Pulihkan Jiwa
Kita
Bersepeda Pangkas Risiko Kanker dan Penyakit Jantung hingga 50 Persen
Bersepeda Pangkas Risiko Kanker dan Penyakit Jantung hingga 50 Persen
Kita
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau