JAKARTA, KOMPAS.com — Menyemarakkan International Day of Climate Action dan Hari PBB yang dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia, The Climate Project (TCP) Indonesia mengajak semua lapisan masyarakat dalam Kampanye 350. Berani?! Kampanye ini bertujuan menurunkan kandungan CO2 di atmosfer pada titik 350.ppm, batas ambang maksimum yang aman bagi umat manusia.
"Keseluruhan upaya Kampanye 350. Berani?! merupakan ajakan untuk berpartisipasi atas keprihatinan kita sebagai komponen masyarakat, meneguhkan komitmen agar berperan aktif dan menjadikan individu diri kita sebagai bagian dari solusi krisis perubahan iklim," tegas Dr Amanda Katili-Niode, selaku Manager TCP-Indonesia dalam siaran persnya.
Kampanye 350. Berani?! dilakukan oleh para presenter TCP-Indonesia terpilih, 54 orang presenter, yang dilatih langsung oleh AlGore, pendiri The Climate Project dan penerima penghargaan Nobel. Relawan TCP-Indonesia secara sukarela dan serentak melakukan presentasi pada 23 Oktober 2009 di berbagai perguruan tinggi dan akademi, kemudian pada 24 Oktober 2009 melaksanakan rangkaian acara Klinik Gaya Hidup Hijau dan penandatanganan deklarasi menggunakan canting di atas kain batik di Teater Utan Kayu dan dilanjutkan di Darmawangsa Square The City Walk.
Gerakan Kampanye 350. Berani?! merupakan bagian dari berbagai kampanye yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan kesadaran dan komitmen menuju COP 15 UNFCCC di Kopenhagen, Denmark. Kunci pesan kampanye adalah 350. mengacu pada 350.ppm, yaitu tingkat konsentrasi CO2 di atmosfer yang aman bagi Bumi dan seisinya.
Menurut laporan Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC), panel antar-bangsa yang terdiri dari 1.300 lebih ilmuwan dan pakar ilmiah dunia pada Fourth Assessment Report, sebanyak 90 persen aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir telah membuat planet kita semakin panas. Utamanya sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida atau CO2 itu beranjak naik, mulai dari 280.ppm menjadi 379.ppm dalam 150 tahun, tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir! Bahkan, tingkat karbon dioksida pada September lalu sudah mencapai 384,78.ppm.
Level 384,78.ppm yang tercatat sekarang diprediksikan akan terus meningkat sebanyak 2.ppm tiap tahunnya, tingkat setinggi itu sudah dinilai membahayakan karena bisa mengakibatkan perubahan iklim yang mengerikan karena akan berdampak pada penipisan ketahanan pangan, peningkatan intensitas badai, kelangkaan spesies. Khusus di negara kepulauan seperti Indonesia, hal itu berdampak besar pada kenaikan suhu permukaan air laut yang mengakibatkan kadar asam di laut meninggi (asidifikasi) dan mengganggu pola alami ekosistem lautan yang berdampak pada perubahan suhu global, arus, dan angin.
IPCC juga menyimpulkan bahwa 90 persen gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan manusia selama 50 tahun ini telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan GRK. Akan tetapi, pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil, seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, menyebabkan GRK di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.