Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delegasi Negara Berkembang "Walk Out"

Kompas.com - 08/10/2009, 22:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Beberapa negara yang mewakili negara berkembang yang tergabung dalam Kelompok 77 melakukan "walk-out" dari perundingan amandemen Protokol Kyoto dalam perundingan Bangkok Climate Change Talks 2009.

Siaran pers dari Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Kamis (8/10), menyebutkan, "walk-out" merupakan bentuk frustasi dari negara berkembang terhadap sikap negara maju yang bermaksud "membunuh" proses pembahasan atas amandemen Protokol terkait dengan komitmen negara maju.

"Sikap negara berkembang ini merupakan puncak dari sikap mereka yang frustasi atas ketidaksungguhan negara maju untuk membahas komitmen penurunan emisi gas rumah kaca mereka. Indonesia sendiri dalam berbagai forum terus mendesak negara maju untuk secara serius membahas amandemen Protokol Kyoto," kata Ketua Pokja Pasca Kyoto-2012 DNPI yang juga Ketua Tim Perunding Delegasi RI, Tri Tharyat. 

Sikap keras kepala negara maju yang terus menuntut negara-negara berkembang, terutama China dan India, untuk terikat pada kewajiban penurunan emisi merupakan penyebab terjadinya dead lock

Negara-negara maju yang dimotori Uni Eropa, bersikukuh mengusulkan penghentian perundingan amandemen Protokol sampai tercapainya kesepakatan di bidang mitigasi dalam kerangka pembahasan dibawah Ad Hoc Working on Long-term Cooperative Action under the Convention (AWG-LCA). 

Tri melihat sikap negara maju ini sebagai kemunduran dan pengingkaran atas kewajiban mereka menurunkan emisi pada periode komitmen kedua (pasca 2012). 

Sudan selaku Ketua Kelompok 77 menyampaikan pernyataan keras dalam konferensi pers Kamis (8/10). Ditegaskan bahwa Konferensi Perubahan Iklim ke-15 Desember mendatang di Kopenhagen akan gagal total tanpa adanya kesepakatan mengenai komitmen negara maju sesuai mandat Protokol Kyoto. 

Kelompok 77 juga menekan negara maju untuk secara serius kembali ke meja perundingan seraya mencari solusi bagi keterlibatan AS, yang bukan pihak dari Protokol Kyoto.

Tri mengatakan, perkembangan ini memberikan sinyal negatif dari negara-negara maju ke dunia luar.  Perundingan lanjutan akan dilaksanakan di Barcelona November mendatang dengan harapan bahwa Desember mendatang di Copenhagen dapat disepakati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com