Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gempa Mentawai, Ini Baru Pemicunya

Kompas.com - 01/10/2009, 10:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gempa 7,6 SR yang berpusat di barat Padang, Rabu (30/9), dinilai bukan gempa utama dalam siklus 200 tahunan yang selama ini diwaspadai di zona utama, yakni segmen Mentawai. Alasannya, gempa tidak berpusat di zona subduksi, namun di patahan yang ada di sekitarnya.

"Secara umum, gempa ini akan membuat segmen subduksi menjadi lebih rawan. (Sebagai gambaran saja) Kalau seharusnya gempa utama terjadi 10 tahun lagi, mungkin bisa jadi 5 tahun lagi," kata Dr Danny Hilman Natawidjaya, pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/10) pagi.

Menurut Danny, gempa yang terjadi di Padang tersebut tidak mengurangi potensi pelepasan energi di segmen Mentawai, tapi malah bisa memicu pelepasan energi lebih cepat. "Malah membuat zona utama lebih tegang karena 'dipukul' dari samping," ujarnya.

Danny mengatakan, potensi pelepasan energi di segmen Mentawai sebenarnya sudah berkurang, yakni saat terjadi gempa Bengkulu pada 12 September 2007. Gempa tersebut berpusat di kantung 'energi' yang sama dan mengurangi sekitar sepertiganya. Ia mengatakan, pelepasan energi di zona tersebut sebenarnya justru diharapkan sedikit demi sedikit.

Sejarah mencatat, gempa yang berpusat di sana pernah terjadi tahun 1650 dan 1833 dan menimbulkan tsunami yang diperkirakan sampai setinggi 10 meter di Padang. Menurut Danny, saat ini segmen Mentawai sudah memasuki siklus 200 tahunan tersebut. Meski demikian, sampai saat ini belum ada teknologi dan belum ada seorang pun yang bisa memastikan kapan pastinya gempa tersebut terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com