JAKARTA, KOMPAS.com - Masih membekas di ingatan kita peristiwa kepanikan massal ketika ribuan orang di Jakarta digoyang gempa Tasikmalaya (2/9) lalu. Terlebih mereka yang sedang berada di gedung-gedung pencakar langit.
Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di barat daya Tasikmalaya membuat gedung-gedung di Jakarta bergoyang, ribuan orang seketika berjejal menyelamatkan diri berjuang turun dari gedung melalui tangga darurat.
Para orang tua dan wanita bergegas menuruni ribuan anak tangga. Bisa dibayangkan banyak tenaga yang terkuras hingga membuat pingsan. Ada pula sejumlah ibu hamil yang pingsan dan dilarikan ke rumah sakit karena kejang perut.
Ternyata lari seketika menuruni anak tangga menuju luar gedung saat gempa bukan tindakan tepat. Kepanikan tidak harus terjadi jika kita tahu prosedur standar penyelamatan diri saat terjadi gempa.
Berikut standar praktis penyelamatan gempa seperti dirilis Federal Emergency Management Agency (FEMA) sebuah badan yang menjadi bagian dari Departemen Keamanan Daerah AS (DHS) melalui situs mereka.
Bertahan seaman mungkin selama gempa berlangsung. Sadarilah bahwa ini adalah gempa permulaan. Gempa susulan yang lebih besar mungkin terjadi. Gerakan minimal hanya ke tempat yang aman di dekat Anda dan tetap tinggal di dalam ruangan hingga goncangan berhenti dan Anda yakin keluar dengan aman.
Jika di dalam ruangan:
Jika di Luar Rungan:
Jika sedang berkendara:
Jika terperangkap di bawah puing:
Tindakan di atas bersifat praktis. Tanya dan diskusikanlah tindakan lainnya kepada orang yang pernah mengikuti pelatihan penyelamatan bencana gempa. Perlu diketahui, hanya sedikit perusahaan di Indonesia yang berkantor di gedung tinggi telah melatih karyawannya bertindak darurat khusus jika terjadi gempa bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.