JAKARTA, KOMPAS.com — Seperti tahun-tahun sebelumnya, hujan meteor Perseid kembali terjadi pertengahan bulan Agustus ini. Pada puncaknya, Rabu (12/8) malam, kalau beruntung, Anda dapat melihat puluhan meteor setiap jamnya.
Peristiwa ini dapat diamati dengan baik Rabu besok menjelang tengah malam sampai Kamis (13/8) subuh sebelum matahari terbit. Untuk melihatnya, amati dengan seksama rasi bintang Perseus di arah Timur Laut menjelang tengah malam. Cahaya-cahaya komet akan muncul dari titik radian dekat rasi bintang tersebut. Itulah mengapa namanya Perseid karena memang diambil dari nama rasi tersebut.
"Pertunjukan langit Perseid selalu menjadi hujan meteor tahunan terbaik," kata Bill Cooke, Kepala Meteoroid Environments Office NASA di Alabama. Tidak perlu peralatan khusus untuk melihat hujan meteor tersebut. Bahkan, lebih menyenangkan mengamati dengan mata telanjang daripada menggunakan teropong karena bisa melihat munculnya meteor-meteor dari sudut langit yang lebar.
Lebih dari itu, pengamatan malam hari akan ditemani penampakan Bulan yang memasuki kuartal keempat. Namun, cahaya bulan akan sedikit mengganggu pengamatan karena cahayanya akan melemahkan cahaya komet, terutama yang kecil dan terlampau redup.
Hujan meteor Perseid terjadi karena Bumi melintasi serpihan-serpihan debu ekor komet Swift-Tuttle. Saat masuk atmosfer Bumi, bongkahan-bongkahan batu angkasa tersebut akan terbakar dan menghasilkan kilatan-kilatan cahaya di langit.
Debu-debu dan serpihan ditinggalkan komet Swift-Tuttle saat memasuki orbit terdekat dengan Matahari beberapa tahun lalu. Komet yang memiliki periode orbit 130 tahun itu terakhir memasuki orbit terdekat dengan Matahari pada tahun 1992.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.