Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biadab, Gajah Diracun, Gadingnya Dijarah

Kompas.com - 11/08/2009, 09:53 WIB

LAMPUNG, KOMPAS.com — Seekor gajah jinak di Pusat Latihan Gajah (PLG) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, mati diracun. Pencuri ingin menggasak gadingnya yang harganya sangat tinggi.

"Pencuri memberi pakan dengan mencampuri racun tikus. Setelah gajah ambruk, baru diambil gadingnya," kata Kepala Balai TNWK John Kenedie di Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur.

Seno (21), dengan berat badan sekitar 1,9 ton, dan berat gading 70 kg, itu ditemukan mati pada Jumat, sekitar pukul 02.00-03.00 di kandang gajah TNWK, Lampung Timur, sekitar 150 km Timur Laut Kota Bandar Lampung.

Menurut Kepala Balai TNWK, kejadian itu diperkirakan berlangsung sekitar pukul 02.00 dan diketahui pukul 05.00. "Pengontrolan saat itu memang tidak sampai tengah malam karena dirasa sudah aman," katanya.

Dia menambahkan, para pencuri menggasak gading gajah dengan panjang sekitar 70 cm yang berjumlah dua gading. "Para pencuri nekat meracuni gajah hanya karena ingin mengambil paksa gading gajah itu," terangnya.

Masih ditambahkannya, gajah yang diracun itu merupakan salah satu gajah atraksi yang menjadi andalan di TNWK, dan gajah itu sudah terlatih untuk mengusir gajah liar yang sering masuk ke lahan pertanian warga.

Salah seorang anggota LSM Wildlife Conservation Society (WCS), di PLG TNWK, M Gio, mengatakan, para pencuri mengetahui kondisi di lingkungan PLG TNWK.

"Para pencuri jelas sudah merencanakan sehingga mereka sebelumnya sudah tahu kondisi di PLG TNWK," katanya.

Gio menambahkan, populasi gajah liar yang terus menurun juga bisa menjadi salah satu penyebab beralihnya para pencuri gading membidik ke gajah yang sudah jinak.

Menurut Gio, populasi gajah liar di hutan TNWK yang luasnya mencapai 125.000 hektar, jumlahnya sekitar 250 gajah lagi.

Selain itu, gajah liar yang berumur 15-20 tahun jarang yang memiliki gading karena diduga telah dicuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com