Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Ekor Beruang Obrak-abrik Kantin Bukit Bangkirai

Kompas.com - 31/07/2009, 20:32 WIB

Laporan wartawan Tribun Kaltim Achmad Subechi

TIGA ekor beruang madu sejak dua bulan terakhir bikin geger para penghuni di obyek wisata Bukit Bangkirai. Binatang itu mengobrak-abrik tiga pintu etalase makanan yang dipajang di kantin Bukit Bangkirai. Gara-gara itu, para pemilik kantin kini tak lagi berani menempatkan makanan dan minuman di areal kantin pada malam hari.  

"Kaca-kaca pintu etalase ini pecah semua gara-gara tiga ekor beruang. Nih coba lihat ada bekas congkelan kukunya di almunium etalase," kata Ny Lismriani, salah satu pemilik kantin kepada Tribun Kaltim. Menurut Budi, beruang liar itu diduga berasal dari Sungai Wain. "Mungkin mereka kelaparan. Buktinya kalau malam dan lampu di Bukit Bangkirai dipadamkan, binatang itu selalu datang ke kantin. Kenapa tidak ditangkap? "Kita pernah berusaha menangkapnya. Tapi tong yang kita pakai buat jebakan, jebol kena kukunya," tutur petugas lainnya.

Menurut Budi, ketiga beruang yang bikin heboh itu satu di antaranya masih anak-anak. "Mereka mengambil makanan apa saja. Bahkan kecap, minyak goreng saja diminum sama beruang itu. Bahkan, dandang untuk memasak nasi digondol hingga beberapa meter. Padahal dandang itu berat," tuturnya. Jumat (31/7) kemarin Tribun Kaltim datang ke Bukit Bangkirai. Tak ada satu pun minuman mineral dan makanan yang dipajang di lapak kantin. "Semuanya terpaksa kami masukkan ke dalam ruangan biar tidak diobrak-abrik beruang. Masak kulkas saja pintunya bisa dijebol. Kalau rusak, biayanya tidak murah, Rp 250.000," tambah Ny Lismriani. Ternyata tak hanya menganggu kawasan atau areal kantin saja. Pintu-pintu mushala juga rusak dijebol beruang.
                                                                                                  ***
BUKIT Bangkirai letaknya 58 km dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kawasan wisata alam ini benar-benar menakjubkan. Sayang, akses jalan masuk ke wilayah itu masih belum mulus, walau sudah ada pembenahan. Di tempat ini ada sejumlah fasilitas, di antaranya cottages, lamin, restoran dan food corner, out bound hall (barak out bound), kolam renang, koleksi anggrek hutan, adventure jungle tracking dan fasilitas olahraga.

Nama cottage-nya macam-macam. Ada Alstonia, Laevis, Agathis, Ulin, dan Malacensis. Taripnya per malam rata-rata Rp 450.000. Fasilitasnya dua kamar tidur, tiga bed, dua kamar mandi, AC, televisi, dan kulkas. Kapasitasnya maksimal delapan orang. Kelebihan kapasitas cottage dihitung sesuai tarif ekstra bed, Rp 25.000 per orang. "Ada cottage yang dilengkapi dapur. Nah, bagi pengunjung yang mau masak, ya mereka biasanya membawa kompor sendiri. Kalau piring, sendok dan gelas, bisa pinjam dari sini," tutur seorang penjaga.

Konstruksi cottages semuanya terbuat dari kayu ulin dan berdinding kayu bangkirai. Di tempat ini, para wisatawan bisa berjalan kaki mengelilingi hutan yang lumayan lebat hingga menuju canoppy bridge (jembatan tajuk di atas pohon). Jembatan ini menghubungkan antara pohon yang satu dengan pohon lainnya. Bagi yang punya nyali, tentu saja terasa menyenangkan kalau sudah berada di atas jembatan. Jembatan tajuk ini merupakan jembatan satu-satunya di negeri ini. Panjangnya 64 meter dengan ketinggian 30 meter dari permukaan tanah. Kanopi ini ditopang oleh kayu bangkirai. Kayu jenis ini sangat dominan di kawasan Bukit Bangkirai. Pohonnya menjulang tinggi ke angkasa. Daunnya tidak begitu rimbun. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com