MEDAN, KOMPAS.com — Gerhana matahari yang terjadi pada Rabu (22/7) terlihat sebagian di Kota Medan dan sekitarnya. Hal ini disebabkan posisi terhalangnya matahari oleh bulan tidak persis di kawasan Medan dan sekitarnya.
Di Tanah Air, gerhana matahari hanya terlihat di wilayah yang berada di atas garis khatulistiwa. "Semakin ke barat wilayah Indonesia akan semakin jelas terlihat. Posisi ideal pengamatan gerhana kali ini ada di wilayah Nepal, India, dan sebagian China. Di Medan dan sekitarnya posisi gerhana terlihat di kuadran ketiga jika kita bagi bayang gerhana itu dalam sebuah lingkaran. Posisinya terlihat di bagian kiri bawah bayang-bayang bulan yang menghalani sinar matahari," tutur Kepala Stasiun Geofisika Tuntungan, Deli Serdang, Rifwar Kamin, Rabu saat dihubungi dari Medan.
Tim Stasiun Geofisika Tuntungan dan sejumlah mahasiswa melakukan pengamatan gerhana bersama. Mereka mengamati gerhana dengan memakai bantuan theodolite (alat untuk melihat benda jarak jauh). Pada fase awal gerhana ini tidak terlihat sama sekali.
Namun, menjelang fase puncak, yaitu tertutupnya cahaya matahari oleh bulan, tim pengamat dan mahasiswa berhasil melihat mulai pukul 06.58 sampai pukul 07.51. Rifwar mengatakan, fenomena gerhana ini merupakan fenomena alam tahunan.
Gerhana matahari terlihat sempurna di tempat yang sama akan terjadi pada periode 100 tahunan. Masyarakat Kota Medan dan sekitarnya tidak banyak yang tahu bahwa hari ini terjadi gerhana. Aktivitas berjalan seperti biasa dan di sejumlah wilayah tertutup kabut asap yang belakangan terus menggelayut di langit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.