Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah, Toilet Stasiun Antariksa Macet, Astronot Terpaksa Antre

Kompas.com - 20/07/2009, 10:18 WIB

FLORIDA, KOMPAS.com - Para astronot yang menghuni Stasiun Antariksa Internasional, kini harus menghadapi antrian panjang untuk ke kamar mandi, karena toilet utamanya macet. Atrian ke kamar kecil dan kamar mandi terjadi, terutama pada saat jam istirahat.

Macetnya toilet utama itu, karena saat ini Stasiun Antariksa Internasional dihuni 13 astronot, rekor tertinggi jumlah penghuni di dalam stasiun antariksa tersebut. Di stasiun antariksa, para astronot itu, sejak Minggu (19/7) tengah memasang pallet peralatan dengan sepasang lengan robot.

Akibat macetnya toilet utama, astronot berebutan untuk menggunakan toilet cadangan di bagian Rusia di stasiun antariksa itu dan di pesawat ulang-alik Endeavour, yang datang berkunjung.

"Pasang tanda tak bisa dipakai di WHC (kompartemen kesehatan dan buangan)," kata Pemantau Misi Hal Getselman, dilakukan setelah upaya tanpa hasil untuk melakukan perbaikan, sebagaimana dilaporkan kantor berita Inggris, Reuters.

Kamar kecil tersebut, yang dihubungkan dengan sistem daur ulang air limbah di stasiun itu, telah menjadi kamar mandi utama semua awak. NASA membatasi penggunaan toilet pesawat ulang-alik karena itu dapat menimbun air limbah di dalam pesawat, seperti yang terjadi selama penerbangan.

Sampah air limbah dapat mencemarkan peron yang baru dipasang di stasiun tersebut bagi percobaan ilmiah. Instalasi mirip serambi tersebut dipasang di luar laboratorium Jepang, Kibo, di stasiun itu selama astronot melakukan jalan di udara Sabtu.

Peron tersebut akan digunakan untuk melakukan percobaan yang perlu dipajan ke lingkungan antariksa terbuka. "Untuk saat ini, jika semua (anggota awak pesawat ulang-alik) menggunakan toilet pesawat, itu akan menjadi masalah," kata Direktur Penerbangan Brian Smith.

Jika toilet tersebut tak dapat diperbaiki dalam waktu enam hari, itu dapat menjadi masalah yang lebih serius, tambah Smith. "Kami belum tahu besarnya masalah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com