Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ProFauna Ajak Masyarakat Selamatkan Penyu

Kompas.com - 16/07/2009, 12:04 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - ProFauna Indonesia melakukan kampanye peduli penyu dengan membentangkan spanduk raksasa sepanjang 100 meter di kawasan wisata Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (16/7).

Poster berwarna putih itu bergambar 1.000 ekor penyu dengan tulisan "Only 1 from 1.000 will Survive". Para aktivis lingkungan membentangkannya di kawasan yang menjadi habitat penyu jenis Lekang.

Selain itu, kampanye pelestarian penyu juga dilakukan dengan membagi-bagikan stiker warna kuning bertuliskan "Only One from 1.000 will Survive" kepada pengunjung Pantai Kuta. Tidak ada orasi apapun dalam kampanye yang diikuti puluhan aktivis ProFauna itu.

Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, didampingi Koordinator ProFauna Bali, I Wayan Wiradnyana, mengemukakan, tema kampanye yang dilakukan saat ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa rata-rata dari 1.000 ekor anak penyu hanya satu yang bisa hidup hingga dewasa.

"Ini menunjukkan bahwa penyu sangat rawan menjadi punah jika pelestariannya tidak diupayakan mulai sekarang. Penyu itu hanya satu yang bisa berkembang menjadi dewasa karena banyak predator alami, seperti burung dan ikan. Predator itu termasuk manusia juga," ujarnya.

Ia mengemukakan, tanpa partisipasi masyarakat, akan sangat susah untuk membendung maraknya perdagangan satwa secara liar atau ilegal. Karena itu, masyarakat akan sangat bijak jika tidak membeli satwa liar serta aktif melaporkan adanya kejahatan terhadap satwa. Pihaknya juga telah menggandeng berbagai kalangan untuk mendukung kampanye tersebut, seperti kalangan artis, pengusaha, mahasiswa, pelajar, guru, dan kelompok masyarakat lainnya.

"Sejauh ini, ProFauna terus menggalang dukungan dari seluruh masyarakat untuk menjadi anggota maupun pendukung kegiatan ProFauna dalam kampanye pentingnya pelestarian satwa liar," kata lelaki berambut panjang yang kini bermukim di Malang itu.

Menurut dia, dipilihnya Bali sebagai lokasi kampanye karena daerah itu pernah menjadi daerah perdagangan penyu, meskipun saat ini sudah mulai banyak berkurang. Hal itu dilakukan untuk mengingatkan kembali masyarakat mengenai pentingnya melestarikan penyu.

"Apalagi dari tujuh spesies penyu di dunia, enamnya ada di Indonesia. Di Bali ini ada penyu Lekang, Hijau, Blimbing dan Sisik. Sementara spesies lainnya adalah Tempayan dan Pipih. Satu spesies lagi, yakni Kempi hanya ada di lautan Atlantik," katanya.

Wayan Wiradnyana mengemukakan, ancaman terhadap penyu saat ini adalah penangkapan liar untuk diperdagangkan dagingnya. Perdagangan itu telah mengancam kelestarian satwa yang ada sejak zaman purba ini.

"Perdagangan penyu dan telurnya adalah perbuatan kriminal karena penyu termasuk satwa dilindungi oleh undang-undang. Menurut UU 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, perdagangan penyu diancam hukuman penjara lima tahun dan denda maksimum Rp100 juta," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com