Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Kaltim Rusak Seluas 2.000 Kali Lapangan Bola Per Hari

Kompas.com - 18/06/2009, 13:57 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com — Kerusakan lingkungan di Kalimantan Timur sudah mengkhawatirkan. Oleh karenanya, pemerintah pusat dan daerah diminta menghentikan pemberian izin baru pengelolaan hutan, pertambangan, dan perkebunan.

"Pemerintah harus berani berubah dan segera hentikan pemberian izin pemanfaatan alam," kata Direktur Pusat Penelitian Hutan Tropis pada Universitas Mulawarman Chandradewana Boer di Kota Samarinda.

Bukti kerusakan lingkungan di Kaltim, menurut Boer, bisa dilihat dari adanya sekitar 11 juta hektar lahan kritis. Laju penghancuran hutan hampir 2.000 kali lapangan sepak bola setiap hari. Setiap hari 4.000 truk penuh batu bara yang dijejer akan memanjang 20 kilometer mengangkut batu bara dari perut bumi Kaltim. Pertambangan meninggalkan lubang-lubang bekas penggalian dan hamparan lahan yang nyaris tidak bisa dimanfaatkan.   

"Pemerintah harus berpikir bahwa kebijakan pemanfaatan alam harus disertai kebijakan kependudukan," kata Boer. Setiap tahun, warga Kaltim bertambah sekitar 70.000 jiwa. Pertambahan penduduk itu menambah persoalan baru dari aspek kemampuan lingkungan memenuhi semua kebutuhan dasar manusia yakni sumber makanan, air, dan energi.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak akan meminta secara resmi agar para bupati dan wali kota menghentikan pemberian izin baru pemanfaatan hutan dan pertambangan. "Untuk pemerintah pusat akan kami mintakan juga," katanya.

Awang Faroek mengatakan siap menegur bupati dan wali kota yang secara gegabah mengobral izin pemanfaatan alam tanpa memperhatikan aspek lingkungan. Dia prihatin sebab di Kaltim ternyata ada sekitar 1.500 izin pertambangan batu bara, 100 izin perkebunan, dan 100 izin kehutanan.

"Tidak semua perusahaan jelek, tetapi pengawasan dengan ketat diperlukan untuk menyelamatkan lingkungan kita," kata Awang Faroek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com