Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur: Suramadu Harus Tingkatkan Kesejahteraan Madura

Kompas.com - 07/06/2009, 19:51 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com- Rata-rata pendapatan perkapita penduduk Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik mencapai Rp 26 juta per tahun. Sedangkan pendapatan perkapita masyarakat Pulau Madura hanya Rp 6,5 juta per tahun.

Karena itu, pembangunan Jembatan Suramadu harus menjadi pemicu peningkatan perekonomian masyarakat Madura. Pengoperasian Jembatan Suramadu akan mempercepat distribusi barang dan jasa, pembangunan sarana infrastruktur serta properti sehingga menggerakkan perekonomian Pulau madura.

"Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat Pulau Madura meningkat," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jarim Chairul Djaelani mengungkapkan, pembangunan Jembatan Suramadu hanyalah merupakan pemicu. Selanjutnya, pengembangan Madura akan dilaksanakan di kawasan lain, seperti kaki Suramadu sisi Madura, pembuatan jalan poros utara Madura, mulai Kabupaten Bangkalan hingga Sumenep, pembangunan pelabuhan di Tanjung Bumi serta Tanjung Bulu Pandan, dan bandar udara di Kabupaten Sumenep.

"Nilai investasi pengembangan beberapa kawasan ini lebih besar dibandingkan biaya pembangunan Suramadu. Karena itu, pemerintah secara khusus membentuk Badan Pengembangan Wilayah Suramadu untuk merealisasikan tekad ini," ucapnya.

Presiden Direktur PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (Persero) atau SIER Rudhy Wisaksono menyatakan, rencana pengembangan kawasan Pulau Madura yang dipadukan dengan pembangunan pelabuhan sangat tepat. "Berdasarkan pengalaman, kawasan industri relatif cepat berkembang apabila berada tak jauh dari pelabuhan," ucapnya.

Rudhy mencontohkan, tingkat keterisian kawasan SIER seluas 300 hektar kini telah mencapai 100 persen. Salah satu penyebabnya adalah lokasi SIER dekat dengan kawasan pelabuhan. Menurut Rudhy, Jawa Timur sebagai pintu perdagangan Indonesia wilayah timur harus me ngembangkan sarana pelabuhan baru selain Tanjung Perak, agar arus transportasi laut semakin ramai.

Itu mengingat rencana pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak di Teluk Lamong terkendala tingginya tingkat sedimentasi di sekitar Teluk Lamong. Jika pembangunan pelabuhan di Madura terealisasi, maka di sekitar pulau tersebut akan muncul industri-industri baru. "Dengan demikian, biaya transportasi antar pulau akan semakin murah karena akses pelayaran lancar," ucapnya.

Pelabuhan Teluk Lamong Terkendala

Kepala Humas Pelindo III Iwan Sabatini mengungkapkan, rencana pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong terkendala beberapa hal, yaitu krisis keuangan global, sedimentasi, serta keberadaan pipa gas bumi milik PT Kodeco Energy Co Ltd yang menghalangi alur pelayaran ke Pelabuhan Tanjung Perak.

"Hingga saat ini belum ada kejelasan dari pemerintah untuk melakukan pengerukan alur atau memindahkan pipa. Sementara itu, krisis keuangan global juga turut menghambat rencana ini," ujarnya.

Tentang rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Bumi dan Tanjung Bulu Pandang, Iwan mengatakan, secara bisnis hal tersebut bukan merupakan ancaman bagi PT Pelindo III sebagai operator utama Pelabuhan Tanjung Perak. Sebagai langkah awal, Pelabuhan Tanjung Bumi dan Tanjung Bulu Pandan akan mencukupi kebutuhan transportasi kapal domestik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com