Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musik Handphone dan Aceh Kawin di Bali

Kompas.com - 25/04/2009, 21:22 WIB

BEDUGUL, KOMPAS.com - Sabtu (25/4) sore, di lobi Guest House VIP Kebun Raya Bedugul, Tabanan, Bali, Greg Schiemer dan Marzuki Hasan berkolaborasi melalui musik. Ada yang kontras di sini, sebab Greg rupanya tidak menyiapkan instrumen musik konvensional semacam gitar atau sebangsanya, melainkan 16 handphone (hp) yang telah diberi seutas tali.

Sementara Marzuki yang biasa dipanggil Pak Uki akan mempertunjukkan kepakarannya selaku maestro kesenian Aceh. Maka mulailah Greg memberi dua hp kepada 8 peserta program Gaung serta menyuruh mereka agar saling berhadap-hadapan dengan jarak sekitar 5 meter.

Jarak ini diperlukan agar hp yang akan diputar tak saling bertabrakan. Greg menginstruksikan pemain yang berada di ujung barisan memutarkan hp-nya di atas kepala dan langsung bunyi menyerupai dengung pun muncul yang berasal dari hp yang diputar tersebut.

Disusul kemudian oleh pemain lainnya dengan suara yang berbeda-beda dari hp yang diputar di atas kepala masing-masing. Luar biasa, ensemble hp itupun menghasilkan komposisi yang unik, yang bisa diterjemahkan dalam berbagai tafsir. Ia bisa diterjemahkan seperti bunyi feed back pada sound system tapi juga bisa dimaknai sebagai simfoni alam pedesaan saat menjelang senja yang dihiasi suara serangga malam.

Ketika orkestrasi hp itu berlangsung sekitar 5 menit, Uki, seniman Aceh muncul dari salah satu sudut seraya menyanyikan lagu aceh.

Tak lama kemudian 8 musisi dalam konser dadakan ini mengganti hp-nya yang menghasilkan suara berbeda. Uki masih tetap bernyanyi. Selain meningkatkan volume suaranya, Uki juga menambahi dengan suara petikan tangan.

Bunyi ensemble mulai meninggi, suara Uki pun kian meningkat. Setelah sampai pada klimaks, suara Uki dan ensemble hp-pun menghilang, sunyi.

Tapi itu cuma berlangsung sesaat. Para musisi yang memegang hp pun kembali memutar hp-nya di atas kepala msing-masing diikuti oleh Uki yang bernyanyi kian ekspresif.

Kolaborasi musik dadakan ini memang menghasilkan sebuah komposisi dan pengalaman yang unik bagi para peserta Gaung. Maklumlah, Greg selama ini memang dikenal sebagai komponis musik eksperimental dari Australia yang telah melakukan riset atas harmoni dan berbagai bunyi dari beragam wangsa.

Kolaborasi "aneh" dua budaya itu ternyata menghasilkan suasana baru. Bahasa seni tradisi Uki ternyata bisa melengkapi bahasa seni modern milik Greg. Plok! plok! plok! Tepuk tangan pun diberikan kepada Uki dan Greg yang telah menyatukan para peserta Gaung yang berasal dari berbagai negara dalam sebuah keindahan yang belum pernah mereka reguk.

Greg dan Uki kembali membuktikan, betapa musik selalu menjadi alat percakapan yang ampuh bagi manusia, bagi kehidupan. (Jodhi Yudono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau