Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BATAN Tambah 3 Profesor Riset

Kompas.com - 20/04/2009, 15:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Tenaga  Nuklir Nasional (Batan) Hudi Hastowo mengakui ada gerakan antinuklir di Indonesia terkait rencana pembangunan Pembangkit Listik Tenaga Nuklir (PLTN) jenis Pressurized Water Reactor (PWR) pada tahun 2016 di Semenanjung Muria, Jawa Tengah.   

Namun, dikatakan Hudi, keraguan tersebut telah dijawab oleh orasi dua profesor hari ini, dalam sambutan pengukuhan 3 profesor riset dari Batan di Gedung BATAN, Jakarta, Senin (20/4). Kedua profesor yang dimaksud Hudi adalah Surian Pinem untuk Bidang Fisika Reaktor Nuklir dan Sigit di Bidang Teknik Kimia.   

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa orasi yang disampaikan Surian bisa menjamin keamanan reaktor nuklir PLTN setelah Surian bersama para peneliti Batan sukses mengoperasikan reaktor riset RSG-GAS yang memiliki daya 30 MW di Serpong.   

Sedangkan Sigit, kata Hudi, telah berhasil melakukan pengolahan limbah PLTN. "Tidak perlu khawatir bahaya limbah karena bisa disimpan dan diolah kembali. Ini menjawab kekhawatiran banyak pihak tentang dampak limbah dari PLTN," kata Hudi.   

Untuk peneliti Batan ketiga yang dikukuhkan menjadi profesor riset adalah Sugiarto Danu. Ia adalah peneliti utama bidang polimerisasi radiasi. Penelitiannya dapat mendorong industri (bahan bangunan, mebel, otomotif) di Indonesia, khusunya untuk proses pelapisan permukaan.    

Pengukuhan ketiga profesor riset hari ini menunjukkan konsistensi Batan dalam penelitian, pengembangan, dan penerapan tenaga nuklir di Indonesia. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com