Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai dari Burung, Kuda Laut, hingga Tas

Kompas.com - 15/04/2009, 04:34 WIB

Tangerang, Kompas - Upaya penyelundupan berbagai benda hidup maupun mati tidak henti-hentinya terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Penyelundup yang berupaya menghindarkan diri dari kewajiban membayar cukai atau pajak kini bahkan memakai cara baru dengan memanfaatkan para tenaga kerja wanita yang pulang ke Tanah Air. Mereka mendapat titipan barang seperti aksesori telepon seluler untuk dibawa ke Jakarta.

Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Kantor Bea Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta Eko Darmanto mengungkapkan fakta itu kepada wartawan di bandara, Selasa (14/4).

Menurut Eko, kasus terakhir menimpa para tenaga kerja wanita dari Hongkong yang mendapat titipan barang yang tidak mereka ketahui isinya untuk dibawa ke Jakarta.

Pemilik barang hanya menyatakan agar barang yang dikemas rapi dalam tas warna hitam atau coklat berukuran besar itu dibawa ke Jakarta lalu ditinggal begitu saja.

”Beberapa hari kemudian seseorang yang membawa nomor bukti kepemilikan barang dari penerbangan dimaksud mengambil barang-barang yang sudah masuk ke konter lost and found,” kata Eko sambil menunjuk ke tumpukan tas hitam di belakangnya.

Kasus seperti itu, antara lain, terjadi pada akhir April lalu. Beberapa tenaga kerja wanita dari Hongkong membawa 17 koli tas berisi aksesori berbagai jenis telepon seluler dengan pesawat Chatay Pacific. Petugas bea dan cukai yang memantau kejadian itu kemudian menegah barang-barang selundupan senilai Rp 200 juta tersebut.

Catatan Kantor Bea Cukai Bandara menunjukkan, secara menyeluruh sepanjang Januari hingga April 2009, Kantor Bea dan Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta menegah enam upaya penyelundupan barang berupa Nokia dan Blackberry, tas mewah, kuda laut kering, sampai berjenis-jenis binatang.

Satwa hidup

Bulan Maret lalu, Al, pria berkebangsaan Arab Saudi, menyelundupkan 15 satwa hidup jenis malu-malu (binatang pengerat seperti koala), burung nuri, kakaktua, beo, dan burung punai dari wilayah timur Indonesia yang harganya diperkirakan mencapai 80.000 dollar AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com