Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Setujui Pembebasan Sandera oleh Navy Seals

Kompas.com - 13/04/2009, 13:26 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com — Beberapa penembak jitu dari satuan elite Angkatan Laut AS, Navy Seals, berhasil membebaskan seorang kapten kapal dari AS yang sempat ditahan oleh 4 perompak Somalia di atas sebuah perahu di Samudera Hindia, Minggu (12/4). Penembak jitu Navy Seals mengakhiri penyanderaan selama 5 hari yang bermula saat kapal berbendera AS, Maersk Alabama, yang dinakhodai oleh Richard Phillips, dibajak Rabu (8/4) pekan lalu.

Perompak kemudian meninggalkan Maersk Alabama dan menahan Richard Phillips sebagai sandera mereka. Pria asal Vermont itu dibawa oleh perompak dengan sebuah sekoci menuju wilayah pantai Somalia.

Salah satu dari 4 perompak mengarahkan sepucuk senjata AK-47 ke punggung Phillips saat para perompak terlibat ketegangan dalam negosiasi pembebasan sandera dengan pihak kapal tempur AS, USS Bainbridge. Perompak ke-4 telah terlebih dahulu menyerahkan diri dan kemungkinan dihadapkan pada ancaman hukuman kurungan badan seumur hidup di sebuah penjara AS.

Beberapa personel Navy Seals yang bersembunyi di buritan USS Bainbridge kemudian mengakhiri drama penyanderaan dengan menyarangkan tembakan ke kepala serta bahu perombak dari jarak sekitar 27 meter. Upaya penyelamatan sandera yang telah disetujui oleh Presiden AS Barack Obama itu merupakan hantaman besar bagi kalangan perompak yang selama ini menargetkan serangan terhadap kapal internasional dengan menahan lebih dari puluhan kapal serta sekitar 230 pelaut asing.

Namun, operasi militer AS itu tampaknya tak akan berdampak banyak menekan ancaman serangan perompak regional di salah satu lintasan kapal tersibuk di dunia itu. Bahkan, operasi militer AS ini justru berisiko mengundang serangan balas dendam.

Abdullahi Lami, salah satu perompak yang menahan kapal Yunani yang melepas sauh di kota Gaan Somalia, telah menyampaikan ancamannya itu. "Setiap negara akan diperlakukan sama dengan perlakuan negara itu terhadap kami. Suatu saat nanti, AS akan berduka dan meratapi nasibnya. Kami akan membalas pembunuhan yang dilakukan pasukan AS terhadap orang-orang kami," tegas Abdullahi Lami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com