Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo Diyakini Akan Masuk 7 Keajaiban Baru Dunia

Kompas.com - 05/04/2009, 08:41 WIB
IGN sawabi

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Minggu (5/4), menyatakan optimistis komodo (Varanus comodoensis) yang ada di Taman Nasional (TN) Komodo masuk nominasi tujuh keajaiban baru dunia.
    
Ia mengajak semua lapisan masyarakat untuk memberikan dukungan maksimal terhadap TN Komodo yang terletak di wilayah Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores lewat situs www.new7wonder.com agar masuk nominasi tujuh keajaiban baru dunia.
    
Berdasarkan hasil voting sementara, kata Gubernur Lebu Raya mengutip laporan Dinas Pariwisata NTT, TN Komodo sudah berada di posisi ke-10 dari sebelumnya posisi ke-12 untuk kategori E (forrest, national park, natural reserves).
    
"Posisi ini harus terus kita pertahankan dengan terus memberi dukungan pada TN Komodo lewat situs www.new7wonder.com," katanya dan menambahkan, jika akhirnya TN Komodo masuk dalam daftar tujuh keajaban baru dunia, arus kunjungan wisatawan ke TN Komodo diharapkan  semakin meningkat.
    
TN Komodo akan terus bersaing dengan kandidat keajaiban baru dunia lainnya, seperti Amazon (Brasil), Puerta Princesa (Filipina), Dinosaur Provincial Park (Kanada), Sundarbans Forest, serta taman nasional yang tersebar di Afrika, seperti Eua National Park (Tonga) dan Okavango (Afrika).
    
Pada September 2009, yayasan New7wonder Foundation akan menetapkan tujuh keajaiban baru dunia berdasarkan hasil poling yang dilayangkan lewat situs tersebut.
    
Komodo ditetapkan sebagai Taman Nasional pada 6 Maret 1980 yang ditandai dengan peresmian taman nasional tersebut oleh Presiden Soeharto.
    
Pada 1986 TN Komodo ditetapkan sebagai cagar biosfer dan menjadi situs warisan dunia (world heritage site) pada 1991.
    
Luas kawasan TN Komodo sekitar 173.300 hektar yang meliputi wilayah daratan seluas sekitar 40.728 hektar dan wilayah perairan seluas sekitar 32.572 hektar.
    
Ada tiga pulau yang masuk dalam kawasan TN Komodo, yakni Pulau Komodo (33.937 hektar), Pulau Rinca (19.625 hektar), dan Pulau Padar (2.017 hektar). Kawasan TN Komodo berada di ketinggian sekitar 735 meter di atas permukaan laut.
    
Menurut data yang dilaporkan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), binatang purba yang diduga kuat sebagai kembaran manusia itu tercatat sekitar 1.500 ekor hidup di Pulau Rinca, sementara 1.500 ekor lainnya terdapat di Pulau komodo serta beberapa ekor komodo lainnya hidup di Pulau Padar dan Pulau Gili Motang.
    
Dalam kawasan TN Komodo, khususnya di Pulau Komodo, tercatat sekitar 360 kepala keluarga hidup di pulau tersebut, tetapi mereka tidak pernah membunuh biawak raksasa itu karena telah dianggapnya sebagai leluhur.
    
Konon, orang asli Komodo meyakini satwa purba tersebut merupakan anak dari hasil perkawinan antara leluhur mereka bernama Majo dan seorang putri naga ajaib.
    
Dari perkawinan itu, putri naga melahirkan anak kembar, yakni seorang pria berwujud manusia yang dinamai "Gerong" dan seorang putri berwujud naga yang dinamai "Ora" sehingga sampai sekarang orang Komodo tetap menamai binatang langka dunia itu dengan sebutan "Ora".     
    
Dahulu kala, Pulau Komodo hanya dihuni oleh sedikit orang asli Komodo, tetapi sekarang jumlah penduduk di pulau itu terus bertambah seiring dengan masuknya suku Bima, Bajo, Bugis, Sumba, Ambon, dan sedikit orang Flores.
    
Dengan mengacu pada sejumlah elemen tersebut, Frans Lebu Raya optimistis TN Komodo masuk dalam tujuh keajaiban baru dunia.
    
Dalam hubungan dengan itu, ia mengharapkan dukungan semua elemen masyarakat di NTT dan seluruh Indonesia lewat situs www.new7wonder.com agar TN Komodo masuk dalam nominasi tujuh keajaiban baru dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com