Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal di Pinggir Jalan? Awas, Rematik!

Kompas.com - 03/04/2009, 10:58 WIB

KOMPAS.com — RUMAH anda di pinggir jalan utama? Hati-hati dengan penyakit rematik. Tinggal di dekat jalan raya utama bisa meningkatkan risiko rheumatoid arthritis atau penyakit yang disebut dengan rematik, demikian hasil studi yang dilakukan oleh beberapa peneliti AS.

Penelitian itu juga menyebutkan, perempuan yang tinggal dalam jarak 50 meter dari persimpangan jalan atau jalan utama dengan banyak jalur, menghadapi kemungkinan 31 persen lebih tinggi untuk terserang risiko itu dibandingkan dengan mereka yang tinggal dalam jarak lebih dari 200 meter dari jalan utama.
    
Studi tersebut juga mendapati, perempuan yang tinggal dalam jarak 50 meter dari jalan raya merupakan kelompok yang memiliki risiko lebih besar, yaitu 63 persen, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua.

Studi tersebut mendasari temuannya pada analisis catatan 90.000 perempuan dan pengukuran jarak antara rumah masing-masing perempuan itu dan jalan raya utama yang paling dekat.

"Bahkan setelah memperhitungkan dampak usia, ras, jenis kelamin, status sosial-ekonomi dan kebiasaan merokok, meningkatnya risiko bagi perempuan yang tinggal di dekat jalan raya utama tetap lebih tinggi," kata Jaime Hart, rekan peneliti di Channing Laboratory di Brigham dan Women’s Hospital di Boston, AS, dalam studi itu.
    
Faktor genetika diduga bertanggung jawab atas kurang dari 50 persen risiko RA, dan faktor lingkungan hidup seperti menghisap rokok mungkin meningkatkan risiko perkembangan RA, kata studi itu.

"Ini, ditambah dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan polusi akibat lalu lintas dapat mengakibatkan radang sistematis, membuat kami mempelajari apakah ada hubungan langsung antara polusi udara dan risiko rheumatoid arthritis," kata Hart.
    
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
    
Penyakit itu menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta "atrofi otot" dan penipisan tulang.  
    
Penyakit itu mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok, dan panas di sekitar sendi. Berdasarkan studi, rheumatoid arthritis lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3:1.

Umumnya penyakit itu menyerang sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada stadium lanjut, rheumatoid arthritis akan membuat si penderita tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun.

Gejala lain ialah demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah, dan kurang darah. Namun, kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya.

Diperkirakan, sebanyak 0,1 persen sampai dengan 0,3 persen orang di atas 18 tahun dari jumlah penduduk Indonesia terserang penyakit tersebut.

Penelitian lebih lanjut diperlukan guna memastikan dampak pasti yang ditimbulkan oleh tingkat polusi tertentu yang terukur pada risiko perkembangan kondisi itu. Demikian laporan studi tersebut seperti yang disiarkan di laman internet jurnal Environmental Health Perspectives pada Kamis ((2/4).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com