Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ikut Respons Earth Hour

Kompas.com - 30/03/2009, 15:58 WIB

 

Bandung, Kompas - Sebagian kecil warga Bandung ikut merespons Earth Hour, yaitu aksi global memadamkan lampu selama satu jam pada Sabtu (28/3) pukul 20.30-21.30. Berdasarkan pemantauan, hanya sejumlah warga yang merespons kampanye yang digalakkan World Wildlife Fund ini.

Kampanye Earth Hour itu salah satunya ditanggapi oleh Kafe Kong Kow Cafe di Jalan Diponegoro. Di tempat ini, lampu-lampu dimatikan sejak pukul 20.40. Lilin-lilin menjadi pengganti lampu. Meskipun gelap, pengunjung yang mayoritas anak-anak muda terlihat menikmati suasana malam.

"Bukannya ingin ikut-ikutan, tapi terus terang karena kami peduli meskipun tidak semua lampu kami matikan. Untungnya, pengunjung malah suka dengan suasana ini. Lebih romantis," ujar Ricky Oktavianus (25), pengelola Kongkow Cafe.

"Bandung sekarang saja sudah demikian panas. Tidak bisa dibayangkan deh 10 tahun kemudian," ucapnya menambahkan. Zikri Ayat (34), pengunjung yang juga donatur tetap WWF, merasa terharu. Ternyata masih ada warga Bandung yang peduli terhadap kondisi lingkungannya. "Kita harus percaya, hal-hal kecil seperti ini jika dilakukan banyak pihak dan syukur dijadikan gerakan berlanjut, bisa memberi perubahan," tuturnya.

Menurut dia, anak-anak muda dan remaja adalah kelompok yang paling strategis untuk merespons kegiatan kampanye lingkungan hidup macam ini. "Anak-anak muda kan yang umumnya punya akses ke teknologi informasi," ucapnya. Mengingat, sosialisasi dan ajakan merespon Earth Hours ini justru lebih banyak beredar di dunia maya baik melalui milis dan situs jejaring sosial macam Facebook dan Friendster.

Senada dengan Zikri, Inda Adimaja (28), simpatisan gerakan Earth Hour, tanpa ragu menggunakan fasilitas Facebook guna memengaruhi kawan dan kerabatnya untuk ikut aksi ini. Ia menyesalkan respons media, khususnya elektronik, yang tidak gencar mengampanyekan aksi ini.

Sementara mayoritas tempat umum di Bandung, baik pusat perbelanjaan, toko-toko, restoran, maupun kafe, pada Sabtu malam masih memanfaatkan listrik seperti hari-hari biasa. Gedung-gedung yang menjadi simbol pemerintahan, seperti Gedung Sate, Pakuan, dan Pendapa, terlihat terang benderang.

Beban puncak

Berbeda dengan di Bandung, ucap Yanti Sriyulianti, warga komuter yang kerap beraktivitas di Jakarta, warga DKI Jakarta lebih aktif merespons kampanye Earth Hour. "Kebetulan, Gubernur-nya Fauzi Bowo kan jadi duta Earth Hours," ucapnya. Namun, ia bisa memaklumi kondisi ini. Mengingat, pada keikutsertaan Indonesia yang pertama kali di Earth Hours, hanya Jakarta yang menjadi target pelaksanaan.

"Mudah-mudahan, tahun depan Bandung bisa menjadi kota berikutnya," ucapnya. Namun, menurut keterangan Kepala Humas PLN Distribusi Jabar dan Banten, kegiatan Earth Hours ini ikut andil mengurangi beban puncak sebesar 24 megawatt di wilayahnya. Menurut dia, capaian ini bisa lebih besar jika seandainya sosialisasi gerakan yang sejalan program hemat energi pemerintah ini bisa lebih efektif. (jon)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com