Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Dari Kompos Menjadi Tempe

Kompas.com - 17/03/2009, 22:26 WIB
Editor

KOMPAS, KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa jamur kompos (media tanam padat hasil pengolahan sampah organik) bisa menjadi bahan utama pembuatan tempe, tempe gembus, dan tahu?

Inilah yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Nasional pada Bedah sains yang mengangkat tema "Mengubah Sampah menjadi Sumber Rupiah" di Jakarta, Sabtu (14/3).

Melalui proses laboratorium kompos diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan jamur bernama Rizopus. Proses ini menurut Ika Sugiarti, mahasiswi Bio Industri Unas hanya bisa dilakukan pada uji laboratorium. Namun, masyarakat umum bisa membeli secara bebas di pasar-pasar tradisional dengan nama Larutempe.

"Ambil satu gram kompos dicampur 10 mili air aqua des. Dari sini campuran itu kembali diencerkan agar proses isolasi benar-benar murni. Kembali diambil lagi 1 mili cairan itu, masukkan kedalam medium selektif dan dicampur dengan 10 mili aqua des. Ini dilakukan selama 10 kali berturut-turut dengan mengawalinya melalui fortex (pengocokan)," katanya saat menjadi pemandu dalam bedah sains tersebut.

Selanjutnya dari 10 medium selektif ini dihasilkan dua bakteri bernama Basilus Naptilus, Pseudunomas dan satu jamur bernama Rizopus.

Dari sini, rizopus bisa langsung dipergunakan untuk kedelai yang akan diubah menjadi tempe, tempe gembus dan juga tahu. Dengan perbandingan satu kilo kedelai yang telah direbus menggunakan satu gram rizopus, begitupun dengan tempe gembus dan tahu.

Masa fermentasi, menurut Ika tidak jauh berbeda dengan produk pasar lainnya (larutempe) yang menghabiskan waktu 2-3 hari.

Namun Ika dan kawan-kawan belum melepas ke pasar Indonesia. "Ya, ini hanya sebatas uji laboratorium dan proses pembelajaran teman-teman akademik," Ika merendah.

Kata Ika, penelitian ini telah dilakukan sejak 2004. Berangkat dari ketidakpuasan mengolah sampah-sampah organik menjadi kompos, Ika dan kawan-kawan lantas berinovasi bagaimana menghasilkan jamur dari kompos yang lebih menghasilkan uang. Jadilah uji laboratorium, yang menghasilkan bakteri rizopus.

Menurut Ika sampah organik berasal dari aktivitas harian mahasiswa Unas berikut daun-daun di sekitar kampusnya. "Kenapa organik, karena proses pembusukan relatif cepat dan mudah, selain itu material yang dibutuhkan tidak terlalu mahal dan masih tersedia di alam," ungkapnya.

Institusinya menyadari dampak sampah pada lingkungan tidak hanya dibebankan kepada pemerintah, namun lembaga pendidikan dan juga masyarakat ikut bertanggung jawab.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+