Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah Rawan Bencana Waspada Curah Hujan Tinggi

Kompas.com - 16/03/2009, 20:28 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Daerah rawan banjir dan longsor di Jawa dan Sumatera masih harus mewaspadai curah hujan tinggi. Curah hujan masih tinggi meski mulai memasuki musim pancaroba.

Demikian dikatakan Kepala Pusat Pemanfaatan Sains dan A tmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaludin di Bandung, Senin (16/3).

Menurut Thomas, pertengahan Maret ini, beberapa wilayah mulai memasuki pancaroba atau antara musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya menemui puncaknya memasuki bulan Desember- Februari. Penyebabnya, angin pembawa hujan bertiup dari Utara ke Tenggara.

Sedangkan musim kemarau mulai Juni-Agustus disebabkan angin bertiup dari Tenggara ke Utara. Sedangkan musim pancaroba biasanya mulai pertengahan Maret dan April.

Thomas mengatakan, pada musim pancaroba, hujan masih terjadi bervariasi. Penyebabnya, masih terjadinya indikasi La Nina di Laut Pasifik. Selain itu, di Laut Hindia, indikasi dipole mode menujukan positif. Hal itu menandakan hujan masih terjadi di sekitar Indonesia, khususnya Sumetara dan Jawa bagian barat.

Selain bervariasi, curah hujan diperkirakan belum akan turun. Lapan memperkirakan, pertengahan Maret curah hujan di S umatera dan Jawa bagian barat berkisar antara 300-350 milimeter per bulan. Hal ini lebih tinggi ketimbang Februari 2009, sekitar 250-300 mm per bulan. Curah hujan akan mulai turun pada pertengahan April, sekitar 150-200 mm per bulan.

"Hujan bisa turun sehari dan tidak pada hari berikutnya. Namun, curah hujannya masih tinggi," katanya.

Kepala Sub Bidang Seksi Pengamatan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Wawan Irawan, mengatakan hal ini tetap diwaspadai. Hujan di masa peralihan justru lebih berbahaya.

Alasannya, tanah semakin jenuh menampung hujan dalam jangka waktu lama. Hal ini akan menjadi pemicu utama terjadi longsor. Daerah yang harus diwaspadai adalah perbatasan Jabar Timur dan Jawa Tengah.

Beberapa di antaranya adalah Ciamis, Tasikmalaya, Cilacap, dan Kebumen. Tanah di sana dikhawatirkan mengalami kejenuhan tinggi. Bila tidak diwaspadai akan menimbulkan longsor.

Warga di Kabupaten Bandung, khususnya di aliran Sungai Citarum juga terus waspada. Menurut Koordinator Garda Caah, Ricky Waskito, curah hujan masih tinggi rentan menyebabkan air Sungai Citarum meluap.

Daerah yang harus waspada antara lain Pacet dan Majalaya. Garda Caah adalah organisasi bentuk warga Kabupaten Bandung memantau ketinggian air Citarum.

Ricky mengatakan, saat ini, bila turun hujan, rata-rata ketinggian Sungai Citarum mencapai 2,8 meter. Posisi ini membuat warga harus waspada setiap hujan karena menandakan Siaga I.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau