Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

34 Video Kamera Jebak Dipasang di TNUK

Kompas.com - 05/03/2009, 15:56 WIB

JAKARTA, KAMIS — WWF-Indonesia dan Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sejak akhir Desember 2008 telah memasang 34 unit video kamera jebak di 34 blok di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon. Dengan demikian, hampir semua tempat yang menjadi lintasan satwa langka bercula satu tersebut dapat dimonitor dan rahasia hidup mamalia besar ini dapat dipelajari secara teliti 24 jam sehari.

WWF-Indonesia dan Taman Nasional Ujung Kulon pertama kali memasang 4 unit video kamera tahun 2007, kemudian menambah 30 unit video kamera baru pada Desember 2008.

"Sejak tambahan video mulai dioperasikan Januari lalu, kami telah merekam sembilan badak, termasuk induk dan anak, sehingga sangat membantu penelitian satwa yang sedang dalam bahaya ini," kata Adhi Rachmat Hariyadi, Pemimpin Proyek Program Konservasi Badak WWF-Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon di Jakarta, Kamis (5/3).

Pemasangan video kamera ini diharapkan akan semakin mengembangkan pengetahuan ilmiah tentang satwa yang terancam punah dan hanya tersisa kurang dari 60 badak di Indonesia dan Vietnam tersebut. Di Taman Nasional Ujung Kulon diperkirakan terdapat sekitar 50 badak Jawa.

Badak Jawa adalah satwa yang dikenal bersifat pemalu dan soliter sehingga teknologi video jebak diharapkan dapat membantu mengenal lebih jauh satwa yang beratnya bisa mencapai lebih dari 2 ton ini. Misalnya saja, dalam klip video yang didapatkan baru-baru ini terlihat seekor badak jantan berbagi wilayah dengan badak betina dan anaknya pada satu lokasi kubangan. Suatu kondisi yang belum pernah diketahui sebelumnya. Sementara itu, dalam rekaman video lainnya, terlihat seekor badak mengambil alih kubangan lumpur babi hutan lalu mengejarnya, merupakan video pertama yang merekam perilaku agresi badak terhadap satwa lain.

"Hasil rekaman video ini merupakan alat yang penting dan menjadi menjadi bukti ilmiah dalam upaya menyelamatkan spesies badak Jawa dari kepunahan," ujar Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Agus Priambudi.

Dari dua populasi badak Jawa yang tersisa di dunia, populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Indonesia memiliki peluang bertahan hidup yang lebih baik, terbukti hanya populasi tersebut yang menunjukkan perkembangbiakan. Meskipun demikian, populasi yang sehat harus memiliki catatan kelahiran beberapa individu baru setiap tahunnya.

"Kami merasa khawatir karena sangat sedikit tanda-tanda adanya anak badak yang baru lahir beberapa tahun ke belakang ini dan populasi badak Jawa di Ujung Kulon mungkin bergantung pada dua atau tiga betina saja," kata Adhi Rachmat Hariyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau