MALANG, SELASA - Hujan deras yang terjadi seharian sepanjang Semin (23/2) lalu telah mengakibatkan terjadinya banjir bandang lahar dingin Gunung Kelud di Sungai Lumbang, wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, banjir menyebabkan putusnya satu-satunya akses jalan menuju ke lima dusun di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Di desa Pagersari pada saat bersamaan, longsor mengakibatkan terputusnya jalur jalan menuju tiga dusun, melumpuhkan kegiatan masyarakat dan ekonomi kawasan setempat lumpuh. Akibatnya, delapan dusun di lokasi berdekatan kini dalam keadaan terisolasi.
Keterangan yang didapat dari Kepala Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Sakirman, di lima dusun yang terisolir ada sekitar 600 kepala keluarga (KK). Jembatan Dusun Munjung, satu-satunya jembatan dan jalan yang menghubungkan kawasan itu dengan jalur jalan raya provinsi Malang Pujon Ngantang Kasembon Pare Kediri diterjang bebatuan, pasir, dan air dari Sungai Lumbang, bersumber dari arah timur aliran lahar dingin Gunung Kelud yang memasuki Kabupaten Malang.
Sungai di jembatan Munjung itu kini menjadi sungai yang tak lagi di aliri air, karena aliran air bergeser sekitar seratus meter di sebelahnya, menjadi sungai baru. Tidak dilaporkan adanya korban jiwa, namun belasan hektar sawah yang baru saja ditanami rusak berat diterjang banjir pasir, lumpur dan bebatuan dengan diameter 2-3 meter. Tebal lapisan pasir kini mencapai sekitar dua meter di atas tanah asalnya.
Kelima dusun yang kini terisolasi, Dusun Sedawan, Klangon, Munjung, Pait dan Putut. Ekonomi warga setempat yang berpenghasilan sebagai peternak susu sapi perah terganggu, karena truk susu tidak meintas. Demikian juga lalu lintas warga pekerja pabrik rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) Sampoerna yang dikerjasamakan dengan KUD Ngantang, terputus.
"Anak-anak sekolah tidak bisa melintas, sementara buruh pabrik rokok terpaksa menginap di rumah sanak saudara di Kecamatan Ngantang, sekitar 5 km ke arah jalan raya, karena tidak mungkin melintasi jembatan yang kini dipenuhi air," kata Sakirman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.