Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Krisis, Perajin Kulit Bertahan dengan Lebih Kreatif

Kompas.com - 16/02/2009, 15:16 WIB

 JAKARTA, SENIN- Meski mengalami beberapa kendala, produk kulit di Indonesia tetap bisa bertahan di tengah kerasnya persaingan. 

Dian, Pemilik Ciremai Indah Handycraft terus mengembangkan jaringan, sehingga ia dapat memasarkan produknya ke luar negeri. "Saat ini produk saya, alhamdullilah sudah merambah ke Spanyol. Barang-barang tersebut dibawa oleh langganan kami dan sambutan di sana cukup bagus," katanya.

Hal serupa dirasakan Eli, pemilik Etree Shoes yang bependapat bahwa pengusaha harus jeli membidik target pasar. Menurut dia, penduduk Indonesia sekitar 240 juta orang, 0,5 persen dari pengguna sepatu memiliki kaki yang asimetris. "Orang-orang dengan kaki asimetris inilah yang saya bidik," Kata Eli.

Dalam membuat sepatu, Eli juga memperhatikan kenyaman pemakainya. Ia tidak berkeberatan membuatkan sepatu dengan ukuran yang berbeda antara kanan dan kiri. Produk-produk Eli telah mencapai Amerika.

Hadi Sukirno, pemilik Hadi Sukirno Work and Handy Craft, yang telah bergelut di bidang kerajinan kulit selama 30 tahun mengatakan, untuk bertahan dalam persaingan pasarm perajin harus mempunyai ketekunan dan target untuk tahun-tahun mendatang.

"Saya mulai bangkit dari bangkit pada tahun 1973. Saat itu saya membuat target lima tahun yang akan datang, uang saya yang mulanya Rp 10 juta, harus menjadi Rp 250 juta. Percaya atau tidak target itu dapat saya penuhi. Membuat taget seperti itu membuat saya termotivasi," ujar Hadi.

Permasalahan yang banyak dikeluhkan oleh para pengrajin adalah, terkadang merasa sulit mendapatkan bahan baku. Seperti yang dikatakan Dian, Mendapatkan bahan baku kulit, termasuk susah-susah gampang. "Selain itu harga bahan baku yang naik turun, membuat kita juga susah untuk menentukan harga produk kita nantinya," tuturnya

Pendapat yang senada di katakan juga Hadi Sukirno. Pengrajin wayang ini mengatakan, sering kali ia kesulitan mendapatkan bahan baku yag berkualitas untuk produk-produk kerajinannya. "Saya menggunakan kulit kerbau yang mempunyai kualitas yang baik. Sekarang sulit dicari bahan dengan kualitas yang baik. Kalau pun ada, harganya mahal," jelas Hadi.

Berbeda dengan yang lain, Eli merasa tidak kesulitan mendapatkan bahan baku untuk produk-produknya. "Sepatu dan sendal saya saya ini bahan bakunya dari 90  persen dari dalam negeri. Biasanya saya mendapatkan pasolan bahan kulitdari Garut,Cianjur dan Kalimantan," tutur wanita yang memulai usahanya pada tahun 2000 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com