Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Susulan di Sulut Mencapai 64 Kali

Kompas.com - 12/02/2009, 07:51 WIB

MANADO, KAMIS — Gempa susulan masih terjadi di Melonguane, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, sebanyak 64 kali dengan kekuatan 6,3 skala Richter.

"Alat kita masih mencatat terjadi gempa susulan hingga saat ini, yang paling besar 6,3 skala Richter, tapi rata-rata magnitudenya 4-6 skala Richter," ujar Kepala Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Regional 10 Sulawesi Utara Mujanto, Kamis (12/2).

Gempa susulan terjadi pascagempa utama yang terjadi pukul 01.34 WITA dengan kedalaman pusat gempa 10 kilometer. Posisi gempa terjadi di tenggara kota Melonguane, ibukota Kabupaten Talaud, dengan lokasi 3,85 Lintang Utara dan 1,26 Bujur Timur. "Gempa yang terjadi karena pergeseran lempeng ini diperkirakan akan normal kembali satu minggu ke depan," ujar Mujanto.

Menurut Mujanto, gempa skala di atas 7 dengan kedalaman 10 kilometer berpotensi terjadi tsunami. "Kemarin malam, saat terjadi gempa utama, BMG memang mengeluarkan status potensi tsunami untuk Melonguane, tetapi satu jam yang lalu status itu sudah dicabut," kata Mujanto.

Dikatakannya, sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa terkait peristiwa ini, tetapi gempa dengan skala yang cukup besar ini berpotensi menyebabkan kerusakan bangunan.

Transportasi udara dari dan menuju Melonguane terputus karena penerbangan ditutup sementara terkait cuaca yang masih buruk. Satu-satunya transportasi menuju kota tersebut melalui kapal laut yang bisa ditempuh dari Manado sekitar 1 jam.

Menurut Mujanto, pengaruh gempa tersebut di kota Manado terasa hanya pada saat gempa dan skalanya pun kecil, sekitar 1,2 mmi. "Gempa susulan tak sampai terasa dampaknya di Manado," katanya.

Saat ini, ia tengah berupaya mengadakan kontak dengan pihak pemerintah di Melonguane untuk menginformasikan update berita terbaru mengenai perkiraan terjadinya tsunami. "Kalau sejauh ini masih belum ada potensi tsunami karena sudah agak menurun, hanya gempa-gempa kecil saja," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com