YOGYAKARTA, RABU — Kubah lava Gunung Merapi yang merupakan tumpukan material vulkanik dari erupsi pada Juni 2006 tidak berpotensi longsor meski Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Februari adalah puncak musim hujan.
"Dari pengalaman sebelumnya, banjir lahar dingin dari longsoran material vulkanik terjadi saat curah hujan tinggi, tetapi akhir-akhir ini curah hujan di lereng Merapi bisa dikatakan rendah," kata Kepala Seksi Gunung Merapi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Sri Sumarti di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Sri, curah hujan tertinggi yang terjadi di lereng Gunung Merapi pada 2-8 Februari adalah 27 milimeter (mm) per jam selama 50 menit. "Curah hujan itu cukup rendah sehingga kubah lava tidak terancam longsor. Saat curah hujan mencapai 50 mm per jam selama 90 menit yang terjadi pada pekan sebelumnya juga tidak menyebabkan kubah lava longsor," katanya.
Longsoran kubah lava terbesar di Gunung Merapi terjadi saat curah hujan mencapai 100 mm per jam selama tiga jam berturut-turut. "Kejadian itu terjadi pada 1961," lanjutnya.