Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Instruksikan Impor 500.000 Ton Urea

Kompas.com - 11/02/2009, 07:41 WIB

PURWAKARTA, RABU — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang untuk mengimpor 500.000 ton urea pada tahun ini. Impor urea dilakukan untuk cadangan di tengah tingginya permintaan dan keterbatasan kapasitas produksi pabrik pupuk di dalam negeri.

”Jumlah impor urea 500.000 ton ditugaskan kepada PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang, masing-masing 250.000 ton. Impor dilakukan tahun ini juga dengan perencanaan agar pas betul,” ujar Presiden Yudhoyono seusai rapat kerja tentang pupuk di Kantor PT Pupuk Kujang, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (10/2).

Kebutuhan akan pupuk nasional mencapai 7 juta ton pada tahun 2009. Mengenai impor urea ini, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam jumpa pers mengemukakan akan mendatangkan urea dari beberapa negara.

”Sumber impor itu sedang dijajaki. Yang jelas, multisources dan paling efisien pembiayaannya. Di antara negara yang dijajaki adalah Ukraina, negara-negara di Timur Tengah, dan China,” ujar Mari.

Presiden mengidentifikasi, distribusi pupuk menjadi isu di semua daerah karena ada masalah. Untuk distribusi pupuk, telah ada mekanisme, sistem, dan prosedur yang seharusnya dipatuhi.

”Tanpa harus memperbaiki sistem yang ada, tahun 2009-2010, pastikan hambatan distribusi pupuk bisa diatasi. Ajak semua, pabrik pupuk, departemen terkait, dan daerah duduk bersama. Rumuskan dengan cepat, mudah, dan murah agar bisa menyalurkan pupuk,” ujarnya.

Faktor penyebab

Untuk keperluan memastikan ketersediaan dan penyaluran pupuk secara aman, Presiden mengemukakan, anggaran yang disediakan Rp 16 triliun-Rp 17 triliun untuk anggaran 2009. Presiden meminta agar anggaran itu dipastikan ketersediaannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Soal ketidakmampuan produsen memenuhi kebutuhan pupuk, Presiden mengidentifikasi dua penyebabnya, yaitu ketersediaan gas dan usia pabrik yang sudah tua.

Mengenai ketersediaan gas untuk pabrik pupuk, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, defisit gas hanya terjadi di PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang membutuhkan sembilan kargo gas, sementara yang baru bisa dipenuhi satu kargo gas.

Presiden Yudhoyono meminta menteri terkait menyusun rencana induk industri pupuk tahun 2010-2020. Penyusunan termasuk revitalisasi dan peremajaan pabrik tua serta kepastian pasokan gasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com