Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Lamongan Terima Dua Unit Alat Tangkap Ikan Cakalang

Kompas.com - 29/01/2009, 16:03 WIB

Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto

LAMONGAN, KAMIS — Nelayan Lamongan tahun ini menerima bantuan dua unit alat tangkap ikan cakalang masing-masing senilai Rp 100 juta. Bantuan untuk kelompok nelayan itu secara simbolis diserahkan Bupati Lamongan, Masfuk, saat membuka Musyawarah Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Lamongan di Aula SMA AL Amin Tunggul Paciran, Kamis (29/1).

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan Mustakim Arif menjelaskan, pengadaan bantuan dua unit alat tangkap ikan cakalang atau dikenal skipjack tuna pada tahun anggaran 2009 sesuai usulan nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan. Dengan adanya alat itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan Lamongan.

Bupati Lamongan Masfuk mengatakan, bantuan itu bukan untuk perorangan, tetapi untuk kelompok nelayan dengan harapan bisa lebih memberi manfaat. "Jika dua unit alat tangkap ini bisa dikelola dengan baik oleh para nelayan, tahun depan diupayakan akan ada bantuan lagi. Bantuan ini merupakan respons Pemkab Lamongan atas usulan nelayan Lamongan yang menginginkan adanya bantuan alat tangkap modern," katanya.

Selain itu, juga diserahkan bantuan 10 ton beras untuk 16 rukun nelayan di Lamongan dan santunan bagi nelayan korban kapal tenggelam. Masfuk juga menyerahkan bantuan kepada Pondok Pesantren Al Amin Desa Tunggul Kecamatan Paciran yang diasuh KH Miftah.    

Masfuk mengapresiasi kinerja pengurus HNSI yang dipimpin Anas Wijaya. HNSI adalah mitra pemerintah sehingga harus aktif membantu persoalan nelayan. Pada Muscab untuk memilih pengurus HNSI Cabang Lamongan periode 2009-2011, Masfuk berpesan agar masyarakat nelayan di wilayah pantura bisa menjaga suasana kondusif.

Saat ini semua mata tengah tertuju ke wilayah pantura Lamongan dengan adanya berbagai investasi yang masuk, seperti Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Lamongan Integrated Shorebased (LIS). "Saya minta jangan gegeran (berantem), jangan sampai terkotak-kotak karena golongan, jangan mau dipecah belah serta jagalah suasana kekeluargaan ini," paparnya.

Menurut dia, dengan adanya WBL, masyarakat pantura dikenal sebagai masyarakat yang penuh sopan santun sehingga citra baik itu harus dijaga jangan sampai rusak. Dengan turut menjaga investor di pantura berarti juga menjaga citra positif masyarakat pantura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com