Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Methana di Mars Mungkin Hasil Aktivitas Mikroba

Kompas.com - 16/01/2009, 15:03 WIB

WASHINGTON, JUMAT - Adanya methana di Mars mungkin menunjukkan adanya aktivitas organisme di planet tersebut. Sejak lama para ahli penasaran untuk membuktikannya mengingat Mars merupakan planet di tata surya yang paling mirip Bumi. Sumber gas methana di Bumi sebagian besar merupakan produk aktivitas organisme dari gas buang ternak sampai pembusukan sampah.

Dugaan tersebut semakin kuat saat ditemukan semburan methana yang terbentuk dalam waktu singkat. Pada musim panas tahun 2003, dari permukaan Mars terdeteksi 21.000 ton gas methana yang terbentuk hanya dalam beberapa bulan saja.

Semburan tersebut terbentuk di hemisfer barat permukaan Mars dekat are ayang disebut Bili Fossae. Kawasan tersebut merupakan salah satu kandidat lokasi pendaratan robot penjelajah Mars berikutnya yang akan dikirimkan tahun 2011.

Semburan methana seperti ini mirip dengan aktivitas di perairan dekat Santa Barbara, California yang dihasilkan dari pembusukan organisme di dasar laut. Mikroba-mikroba yang hidup di Arktik dan sejumlah lingkungan ekstrim di permukaan Bumi dan tak membutuhkan oksigen juga menghasilkan methana. Gas methana juga diketahui menjadi sumber energi organisme tersebut. Jadi, ada kemungkinan organisme tinggal di kawasan yang kaya methana.

"Ini membuat kemungkinan adanya kehidupan masih ada di sana semakin kuat," ujar Michael Mumma dari Pusat Riset Ruang Angkasa Goddard milik NASA yang melaporkan hasil pengamatan tersebut dalam jurnal Science edisi terbaru. Jika benar mikroba di Mars mungkin hidup di bawah permukaan planet dan tidak membutuhkan oksigen untuk hidup. Mikroba seperti inilah yang kini terus diburu para ilmuwan ke planet-planet lain.

Mumma mengakui semburan methana bisa jadi berasal dari aktivitas geologi seperti aktivitas magma atau pencampuran air, karbon dioksida, dan senyawa kimia lainnya di bawah permukaan Mars. Namun, sejauh ini tidak ada tanda-tanda aktivitas geologi yang menonjol di Mars.

"Jika karena aktivitas magma seharusnya dihasilkan sulfur dioksida berkadar tinggi, namun ini tak terlihat," jelas Mumma. Selain itu, reaksi di bawah tanah seharusnya menyebabkan patahan atau retakan di permukaan untuk melepaskannya namun sejauh ini tidak pernah ditemukan rekahan di Mars. Mumma mengakui bukti tersebut belum cukup kuat untuk mengkalim adanya kehidupan di Mars.

Namun, penemuan semburan methana ini menjadi acuan baru bagi para ilmuwan untuk berburu kehidupan di Mars. Pada misi ekspedisi berikutnya, pengiriman wahana penjelajah atau robot peneliti mungkin sebaiknya diarahkan ke titik-titik di Mars yang mengandung gas methana tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com