Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Orangutan Sedot Ribuan Turis Asing

Kompas.com - 30/12/2008, 13:38 WIB

PALANGKARAYA, SELASA — Obyek wisata Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, yang mengandalkan habitat alami orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) mampu menarik ribuan turis asing dalam setahun.

"Tiap tahun sekitar 2.000 turis asing selalu datang hanya untuk menikmati keindahan alam, lokasi hidup orangutan dalam hutan itu," kata Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Provinsi Kalteng, Sadar Ardi, di Palangkaraya, Selasa (30/12).

Menurut dia, wisata orangutan merupakan obyek wisata andalan Kalimantan Tengah dalam memacu jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan luar negeri ke daerah itu.

Angka kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara tiap tahun ditargetkan meningkat sekitar 20 persen dengan menawarkan obyek-obyek wisata andalan setempat.

Khusus untuk menggenjot jumlah wisatawan mancanegara dengan menawarkan obyek wisata orangutan, pihaknya membidik wisatawan dari Amerika Serikat, Belanda, Inggris, dan Australia. "Tahun lalu wisatawan dari keempat negara itu merupakan yang terbanyak dari total kunjungan ke Taman Nasional Tanjung Puting sebanyak 1.612 orang dari sedikitnya 21 negara," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Seni dan  Budaya Provinsi Kalteng, Nova Veralina, menyatakan, melonjaknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara berdampak pada peningkatan penerimaan daerah.

"Penerimaan daerah dari Taman Nasional Tanjung Puting, sebagian besar didongkrak dengan kunjungan wisatawan mancanegara. Dari penerimaan Rp 142 juta per tahun, sekitar Rp 134 juta berasal dari wisatawan mancanegara," katanya.

Minim promosi

Konsultan pengembangan pariwisata, Dr Ing Pratiwo, sebelumnya mengatakan bahwa perkembangan sektor pariwisata di Kalteng relatif stagnan dan kurang laku disebabkan kurangnya promosi meski potensi dan nilai jualnya cukup menjanjikan.

"Selama ini sisi promosi untuk mengetahui informasi pariwisata di Kalteng sangat minim. Seharusnya wisatawan sudah tahu tentang Kalteng dan pariwisatanya sejak di Jakarta," katanya.

Selain kurangnya promosi, pariwisata di Kalteng selama ini kurang berkembang karena keterbatasan sarana dan prasarana pendukung ,seperti akses transportasi dan penginapan yang memadai. Saat ini sejumlah infrastruktur, seperti jalan penghubung dan hotel, bahkan baru mulai dibangun untuk mendukung promosi pariwisata.

"Pengembangan infrastruktur itu harus mulai dikaitkan dengan konsep pariwisata untuk mendukung Kalteng sebagai kawasan ekowisata," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com