Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Enggan Sepakati Skema Perubahan Iklim

Kompas.com - 11/12/2008, 16:15 WIB

POZNAN, RABU - Konferensi PBB Mengenai Perubahan Iklim yang berlangsung di Poznan, Polandia, menginjak tahap pertemuan puncak yang dihadiri para menteri. Dalam pertemuan yang bertujuan memuluskan tahapan Bali Action Plan untuk mencapai skema pengganti Protokol Kyoto itu justru muncul keengganan yang ditunjukkan Jerman.

Harapan akan kepemimpinan Uni Eropa mulai memudar dengan menguatnya keengganan tersebut ketika beberapa negara pada pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels, Belgia, Kamis dan Jumat (11-12/12), terancam gagal menyepakati paket perubahan iklim Uni Eropa.

Sekitar 10.000 delegasi yang berkumpul di Poznan berharap ada kemajuan dalam negosiasi pada Bali Action Plan untuk bisa mewujudkan pakta baru yang bisa ditandatangani tahun depan di Kopenhagen, Denmark, sebagai pengganti Protokol Kyoto yang selesai berlaku pada 2012.

Krisis ekonomi telah menahan gerak maju Jerman dan AS. Negosiasi di Poznan berkutat pada cetak biru kesepakatan soal berbagi komitmen dan biaya memotong emisi karbon.

Negara kaya menyadari tanggung jawabnya untuk memikul tanggung jawab lebih besar karena secara historis mereka mengeluarkan emisi yang amat tinggi sejak era revolusi industri. Akan tetapi, mereka mendesak raksasa ekonomi seperti China untuk memikul tanggung jawab sama.

Negara berkembang dan negara miskin berharap pada negara industri untuk mengeluarkan peraturan soal teknologi bersih dan menangani dampak perubahan iklim.

”Negosiasi ini berjalan lambat,” ujar Menteri Lingkungan dan Pariwisata Afrika Selatan Marthinus van Schalkwyk. ”Namun, ada kemajuan. Kami sepakat satu jam lalu untuk proses program kerja sama jangka panjang.” Grup pencinta alam Greenpeace berkomentar, ”Tidak banyak ruang untuk maju.”

Menteri Lingkungan Jerman Sigmar Gabriel menyatakan, Jerman enggan ikut dalam paket membeli hak emisi. ”Kami butuh uang guna memenuhi kerja kami, untuk perlindungan iklim,” katanya. ”Dananya tak ada dalam anggaran belanja negara,” ujarnya.

”Kamu bisa menyaksikan AS dan China maju. Kalau Eropa gagal, kemajuan itu tidak berarti,” ujar ahli ekonomi Nicholas Stern yang tahun 2006 membuat laporan tentang kerugian akibat pemanasan global.

The Stern Review mengisyaratkan, target aman yaitu menjaga tingkat emisi CO2 450-550 parts per million (ppm). Biayanya sekitar 1 persen pendapatan domestik bruto ekonomi dunia pada 40 tahun mendatang. Selasa lalu dia menurunkan level emisi ke 500 ppm. (Reuters/AP/ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com